Breaking News

Berawal dari Kasihan, Bidan Suraidah Bikin Sekolah di Kolong Rumahnya untuk Anak-anak TKI

Senyum kegembiraan terpancar dari raut wajah bidan Hj Suraidah, Kepala Sekolah Tapal Batas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Furqan Sebatik.

Penulis: Junisah |
TRIBUN KALTIM/JUNISAH
Suraidah (dua dari kanan) foto bersama 71 orang yang menerima penghargaan yang sama. Tampak hadir Ketua Dewan Pengarah UKKP-PIP Megawati Soekarno Putri, Senin (21/8/2017) di JCC. 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Senyum kegembiraan terpancar dari raut wajah bidan Hj Suraidah, Kepala Sekolah Tapal Batas Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Furqan Sebatik Tengah Kabupaten Nunukan Provinsi Kaltara.

Ia menerima penghargaan dari Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-Pancasila) di acara Festival Prestasi Indonesia, Senin (21/8/2017) di Jakarta Convention Center (JCC).

Festival Prestasi Indonesia ini dihadiri sejumlah tokoh nasional, mulai dari Ketua Dewan Pengarah UKKP-PIP Megawati Soekarno Putri, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Try Sutrisno, dan Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang.

Saat pemberian penghargaan ini, Suraidah yang mendedikasikan dirinya mengajari anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ada di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia ini menggunakan baju adat Kalimantan berwarna kuning dan merah khas Tidung.

Suraidah mendapatkan penghargaan dari UKP Pancasila, karena karya yang dihasilkannya dalam membantu memberikan pendidikan kepada anak-anak Indonesia yang ada di wilayah perbatasan.

Baca: Begini Peraturan Sepak Takraw yang Diduga Dilanggar Tim Putri Indonesia hingga Pilih WO

Baca: Ingin Berkontribusi Cegah Inflasi, Perusda Lirik Potensi Bisnis Pangan di Kota Tepian

Baca: Mobil Damkar Baru Terkesan Nganggur, Ini yang Dilakukan Sekda

Baca: Duh, Bocah-bocah di Samarinda Seberang Masih Hobi Ngelem, Polisi Grebek Lokasi Pesta Mereka

Baca: Gaya Hidup Sederhana Para Orang Superkaya Dunia, No 8 Bikin Kita Malu Hati. . .

Sehingga kini 53 anak di daerah perbatasan dapat sekolah.

Dalam pemberian penghargaan ini, Suraidah tidak sendiri, namun ada 71 orang lainnya yang juga mendapatkan penghargaan yang sama.

Diantaranya Sinta Nuriyah Aburrahman Wahid -  istri almarhum Gus Dur Presiden ke-4 RI; Alan Budi Kusuma, Susi Susanti, dan Taufik Hidayat - mantan atlet buluntangkis; juga Garin Nugroho -  sutradara film.

Usai pemberian penghargaan dari pemerintah pusat, Suraidah mengungkapkan rasa syukur.

Dengan penghargaan ini ia akan lebih memotivasi anak-anak didiknya yang ada di sekolah tapal batas untuk dapat meraih prestasi.

“Alhamdulillah dengan penghargaan yang saya terima ini. Insya Allah kedepanya saya akan memberikan motivasi kepada anak-anak untuk bisa berprestasi lagi. Apalagi saat ini kami sudah ada asrama putri bantuan dari PT Pertamina EP Asset 5. Saya berharap dengan adanya asrama ini gizi anak-anak dapat lebih baik lagi dan dapat meningkatkan kualitas anak didik kami,” ujarnya saat dihubungi Tribun.

Wanita kelahiran Sidrap Sulewesi Selatan, 2 Desember tahun1954, mendapatkan penghargaan ini atas pengabdiannya mengajarkan anak-anak di sekolah tapal batas yang didirikannya.

Awalnya, Suraidah menawarkan dirinya untuk menjaga anak-anak yang orangtuanya mencari nafkah untuk bekerja di perkebunan kelapa sawit di daerah Beryoko dan Bergosong di Malaysia.

Wanita lulusan Akademi Keperawatan dan Kebidanan Universitas Hasanuddin Makkasar ini, merasa kasihan.

Setiap orangtuanya berangkat bekerja di Malaysia, anak-anak TKI ini kerjanya dari pagi sampai sore hari hanya bermain dan tidak pernah mendapatkan pendidikan.

Dari sinilah akhirnya tahun 2012, Suraidah menyulap kolong rumahnya menjadi tempat belajar anak-anak TKI.

Awalnya hanya 16 orang anak saja.

Sampai akhirnya tahun 2015, sekolah tapal batas yang didirikan Suraidah ini mendapatkan izin operasional dari Kementerian Agama (Kemenag).

Bahkan berkat upaya kerasnya membangun sekolah tapal batas Kemenag membantu dua ruangan kelas.

Dengan adanya bantuan ini anak-anak TKI tidak lagi sekolah di kolong rumah.

Tak hanya itu karena rumah anak-anak TKI ini jauh dari rumah, PT Pertamina EP Asset 5 ikut membantu membangun asrama putri.

Sehingga anak-anak TKI bisa tinggal lebih lama di sekolah dan tidak perlu lagi setiap hari pulang pergi Indonesia dan Malaysia.

Pulang ke rumahnya di Malaysia cukup sebulan sekali. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved