Selama di Arab Bos First Travel Selalu Minta Layanan Mewah, Ujungnya Nunggak Hutang Rp 24 Miliar

Ahmed selalu menyediakan kamar hotel terbaik dan mobil mewah untuk bos First Travel, Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan, ketika mereka berada di Ar

Instagram
Bos First Travel Anniesa Hasibuan dan Andika Surachman saat pamer kemesraannya di Instagram 

"Bapak salat Jumat dari kantor ke masjid yang waktu tempuhnya lima menit, maunya dianter Hummer," kata perempuan tersebut.

Andika dan istri selalu dikawal bodyguard. Peran bodyguard tersebut membuat mantan karyawati tersebut takut untuk memberikan kesaksian kepada pihak kepolisian.

"Bapak dan ibu punya bodyguard khusus dari "Pasukan Garuda". Saya juga lihat berita, ternyata mereka simpan senjata tajam," kata perempuan tersebut.

Baca: Isu Poligami Merebak, Dian dan Opick tak Hadir Pengajian, Begini Penjelasan Pengurus Majelis

Sejauh ini belum ada kejelasan, siapa yang dimaksud Pasukan Garuda tersebut. Selama ini, Pasukan Garuda merupakan nama untuk pasukan TNI yang dikirim sebagai pasukan perdamaian ke sejumlah negara yang mengalami konflik.

Mantan karyawati First Travel itu juga mengaku sudah bisa menebak perusahaan tersebut akan terjerat kasus. Prediksi ini dibuat berdasarkan sistem keuangan First Travel yang buruk.

"Menurut saya sistem kerja dan pengelolaan keuangan tidak sesuai standar perusahaan travel umrah, tur, dan domestik juga," ujarnya.

Perempuan itu menambahkan, ada yang janggal dalam sistem pembagian kerja. Satu divisi dengan divisi lainnya bisa bertukar pekerjaan, padahal tidak sesuai dengan kompetensinya.

Hal tersebut jelas melanggar standar prosedur operasional pada perusahaan ada umumnya.

"Saya punya pengalaman di perusahaan travel lain," kata mantan karyawati First Travel itu.

Perputaran uang di perusahaan tersebut juga dianggap tidak bagus karena tidak memiliki sistem akuntansi yang layak. Selain itu, perusahaan juga memiliki banyak utang. Maka tak heran banyak calon jemaah yang tidak bisa diberangkatkan umrah.

"Banyak utang ke supplier jadi tidak bisa cetak tiket atau visa. Ini yang membuat jemaah terkatung-katung," katanya.

Seringkali jemaah batal atau diundur keberangkatannya karena belum menerima visa. Mantan karyawati itu mengatakan, sebenarnya bukan karena visanya belum jadi, melainkan sengaja ditahan pihak provider.

"Provider menahan visa karena belum bayar. Pernah teman saya enggak berangkat, selalu di alasan visa. setelah saya cek di kedutaan Arab (Saudi), visanya udah ada, tapi masih utang ke provider visanya," kata dia. (fah/aco)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved