Demo Banjir di Kantor Walikota Ricuh, Satu Mahasiswa tak Sadarkan Diri Kena Pukul
Aksi demo mahasiswa dengan agenda tuntutan penuntasan persoalan banjir di Balikpapan berakhir ricuh, Senin (11/9).
Penulis: Siti Zubaidah | Editor: Sumarsono
Awal menegaskan, pemkot harus segera menyelesaikan tuntunan yang disebutkan. "Jika tidak bisa menyelesaikan, kami mendesak Walikota Balikpapan turun dari jabatannya," ungkap Awal.
Baca: Cicipi Street Food Nusantara, Begini Reaksi Tak Terduga Orang Korea Saat Minum Jamu
Terkait penemuan bensin, Awal menyatakan tidak tahu menahu. "Kami tidak tahu, itu bukan kami," tegasnya.
Demo pun bubar setelah dilakukan pertemuan antara pejabat Pemkot Balikpapan dan mahasiwa. Dari hasil pertemuan akan dilakukan audiensi dengan mahasiswa dan dinas terkait membahas masalah demo ini.
Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri Dian Juniarta melalui Paur Subbag Humas Iptu D Suharto menyayangkan terjadinya kontak fisik antara aparat dengan pengunjuk rasa di kantor walikota, Senin (11/9) kemarin.
"Kita sangat menyayangkan, namun tindakan yang kami ambil saat itu sudah tepat," kata Suharto.
Menurutnya, para pengunjuk rasa dinilai telah di luar jalur dari tajuk aksi damai yang ingin disampaikan demi mengkritisi persoalan banjir di Balikpapan. "Mereka sudah berniat dari awal dengan membawa bensin dan potongan kayu. Ini bukan aksi damai lagi," katanya.
Kontak fisik pecah saat kepolisian berusaha mengamankan 1 botol plastik bensin dari keranda para demonstran. Merasa tak membawa barang tersebut, para pengunjuk rasa semakin tak terkendali.
Baca: Waduh, Pengendara Motor Kepergok Pikul Lemari Melintas di Jalan Raya
Aparat yang berjaga lama kelamaan juga tak kuasa menahan diri, akhirnya aksi dorong-dorongan, saling tunjuk, hingga kontak fisik pun tak terelakan.
"Kalau itu dibiarkan, terus ada yang lempar korek, terbakar semua itu. Makanya kami ambil langkah mengamankan benda itu (bensin)," kata Harto sapaan akrabnya. "Kami (polisi) juga punya tanggungjawab mengamankan gedung pemerintah kota," sambungnya. (bie/dha)