Tragis, Bocah Itu Lumpuh dan Bisu Digigit Ular di Rumahnya, Bagaimana Agar Ular Tak Masuk Rumah?

Dia digigit saat tidur beralaskan tikar di rumahnya. Akibat gigitan, dia mengalami enselofati yang berakibat pada kelumpuhan dan tidak mampu bicara.

Ananda Yue Riastanto 

Efek dari penyakit tersebut menyebabkan Ananda tidak berbicara dan mengalami kelumpuhan.

Ya, ensepalofati yang diderita Ananda itu tidak lain karena gigitan ular weling.

Sembilan bulan berlalu sejak digigit, kondisi Ananda tidak memperlihatkan kemajuan pesat. Tapi di beberapa kesempatan putra Sugiyanto itu sudah bisa menunjukkan ekspresi sedih atau senang.

Tiga kali kalau enggak salah, sekali tersenyum ketika tidur, sekali sama saya ketika saya ajak bercanda, dan sekali sama istri. Dia juga menangis kalau minta sesuatu atau sedang marah ," ujar Sugiyanto.

Fisik Ananda memang terlihat sehat, ia pun sudah bisa mendengar. Namun untuk urusan penglihatan dan berbicara, bocah yang pernah ranking satu di sekolahnya itu masih harus menunggu waktu lagi.

"Itu teman-temannya sendiri yang bilang. Mereka bilang tidak ada teman yang bisa ditanyai lagi. Guru pun masih berharap, Ananda bisa segera sembuh dan bisa sekolah lagi. Rapornya masih disimpan oleh guru jika mau kembali sekolah," ujar Sugiyanto.

Mengikat Bekas Gigitan Ular

Ketika Sugiyanto mengetahui anaknya terkena gigitan ular, dirinya langsung mengikat bagian kaki Ananda. Ia berharap agar bisa ular tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Tapi apakah itu sudah benar.

Melansir dari Kompas.com, pakar toksikologi dan bisa ular DR Dr Tri Maharani Sp EM menjelaskan paradigma yang ada di mayarakat soal penanganan pertama gigitan ular salah besar.

Masyarakat meyakini bisa ular tidak akan menyebar jika bekas gigitannya diikat.  Selain itu ada juga tindakan menyayat bekas luka.

Padahal upaya tersebut sebenarnya tidak tepat.

“Kalau diikat hanya membuat kondisi seolah-olah bisa ular berhenti. Padahal yang diikat adalah pembuluh darah. Akibatnya pembekuan darah hingga amputasi,” ujar Tri.

Cara untuk mencegah racun menyebar, menurut Tri, tidak perlu dengan cara mengikat bekas gigitan. Cukup bagian tubuh yang terluka tidak banyak bergerak.

Adapun langkahnya bisa menggunakan bambu atau alat lain untuk menghimpit bagian luka layaknya pananganan terhadap korban yang patah tulang.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved