Karya Gadis Asal Tenggarong Digunakan Model Top pada Ajang Jakarta Fashion Week
JFW sendiri merupakan pekan mode tahunan terbesar di Asia Tenggara. JFW merupakan platform universal bagi pelaku industri mode.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan wartawan TribunKaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Warga Kalimantan Timur (Kaltim) patut berbangga, pasalnya terdapat seorang gadis kelahiran Tenggarong, Kutai Kartanegara yang berprestasi di kancah internasional.
Gadis berusia 20 tahun itu bernama Henisya Putri Alya Patra, atau yang akrab disapa Aya.
Mahasiswa Binus Northumbria School of Design itu, terpilih menjadi salah satu designer muda yang karyanya digunakan oleh model top papan atas Asia, pada ajang Jakarta Fashion Week (JFW) 2017.
Ajang itu berlangsung pada Rabu (25/10/2017) di Senayan City, Jakarta.
Baca: Blak-blakan! Jokowi Akan Pangkas 600 Perusahaan Pelat Merah, Apa Alasannya?
Baca: Ngeri, Ular Sepanjang 1,5 Meter Ditemukan Dalam Sprei di Ranjang Hotel Berbintang. Begini Ceritanya
JFW sendiri merupakan pekan mode tahunan terbesar di Asia Tenggara.
JFW merupakan platform universal bagi pelaku industri mode.
Aya menjelaskan, terpilihnya dia menjadi salah satu designer yang dapat menampilkan karyanya, diawali dengan terpilihnya menjadi satu di antara mahasiswa Binus lainnya di ajang tersebut.
Setiap tahunya, kampus tersebut mengadakan pemilihan untuk diikut sertakan dalam even itu.
Pada semester IV, setiap mahasiswa diberi tugas membuat karya berupa pakaian, yang nantinya dipilih pada semester V.
"Jadi, proses pembuatan baju butuh waktu kira-kira 6 bulan, sebelum ditentukan dapat tampil di ajang tersebut," ucapnya, Kamis (26/10/2017).
Baca juga:
Gara-gara Kayu, ABK Kapal Kaget Didatangi Polisi Bersenjata
Terungkap, Ternyata Ini Penyebab Tewasnya Welly yang Ditemukan Meringkuk di Dapur
Kabid Pertambangan Distamben Kaltim Enggan Tanggapi Lahan Tambang KUD Padat Karya
Dari sekitar 20 mahasiswa, akan terpilih 12 mahasiswa. Dan, dari mahasiswa yang terpilih, dibagi menjadi 6 brand, yang setiap brandnya diisi 2 mahasiswa.
Setiap mahasiwa wajib membuat 4 pakaian, jadi setiap brandnya terdapat 8 pakaian.
Bersama rekanya bernama Nelly Tan, Aya menggunakan nama brand Ethos, dengan membuat pakaian bernuasa Wakatobi.
"Tahun ini temanya Whispers Of Wakatobi, jadi harus menyangkutkan hal-hal tentang Wakatobi," ucap gadis kelahiran Tenggarong, 3 November 1997 itu.
Dia pun membuat pakaian dari kain Buton yang berasal dari Wakatobi.
Selain itu, pemilihan motif dan juga warna, didasari dari warna bumi atau earthtone, seperti biru tua, yang diambil dari warna laut, lalu coklat dari tanah dan hijau tua dari dedaunan.
Yang lebih membanggakan lagi, pakaian karyanya digunakan oleh salah satu mentor, yang juga juri pada Asian Next Top Model, yakni Kelly Tandiono.
"Untuk model sebenarnya semua dipilih oleh dosen kami, tapi ada satu baju yang kebetulan digunakan oleh Kelly Tandiono," ucapnya bangga.
Baca: Panik. . . Polisi Razia Pasangan Mesum, Eh di Kamar Ada 1 Pria Lawan 3 Wanita!
Selanjutnya, seluruh pakaian karya mahasiswa Binus di ajang tersebut akan disimpan di kampus.
"Setelah ini, koleksi pakaian akan disimpan di kampus, kalau ada yang nyewa bisa juga, dan tidak sedikit pakaian karya Binus yang digunakan oleh penyanyi Indonesia," tuturnya.
"Untuk harga pakaian yang saya buat, jujur belum kepikiran, karena saya masih belajar, saya fokus dulu mendesign, maklum baru semester V," ucapnya terkekeh.
Baca: Tanah Abang Semrawut Lulung Anggap Hoax, Begini Pembuktiannya Lewat Twitter, Ternyata. . .
Baca: Penyesalan Sang Paman Baru Tahu Keponakannya yang Berusia 15 Tahun Kerja di Pabrik Mercon
Dia pun bersyukur tidak salah pilih jurusan, dan selama kuliah dirinya juga telah banyak menciptakan karya bersama teman-temanya, yang dibuat sebagai praktik perkuliahan.
Namun, event JFW itu merupakan moment yang sangat ditunggu, karena kesempatan tersebut hanya didapatkan satu sekali selama kuliah di Binus.
"Alhamdullilaah tidak salah pilih jurusan, dan moment ini sudah ditunggu tunggu, karena kesempatanya hanya sekali saja, jadi harus dikonsep dan dipikirkan matang-matang," ucapnya.
Setelah lulus nanti, dirinya pun masih harus terus mengasah kemampuanya dalam dunia fashion, dengan mengikuti kursus kursus.
"Kedepannya setelah lulus, saya masih ingin mengasah lagi, masih banyak ilmu yang belum saya dapatkan, jadi mungkin masih mau ikut kursus dulu," tutupnya. (*)