Hari Sumpah Pemuda

Di Gedung Kramat 106 Inilah Para Pemuda Jadul 'Nongkrong', Begini Kisah Lengkapnya

Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya No 106, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, dahulu adalah basecamp para intelektual muda.

KOMPAS/PRIYOMBDO
Di balik layar proses pemotretan Sumpah Pemuda Kompas di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015). 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA -  Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya No 106, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, dahulu adalah basecamp para intelektual muda.

Kegiatan berkumpul atau nongkrong pemuda zaman dulu dilakukan dengan cara berdiskusi, rapat, hingga jadi kantor penerbitan majalah tertoreh dalam sejarah tempat ini.

Namun tidak banyak yang tahu, rumah tersebut juga menjadi ajang berlatih budaya, hiburan, hingga tempat bermain para pemuda sambil melepas penat.

Baca: Kantin Kampus jadi Panggung Rakyat, Begini Mahasiswa Peringati Sumpah Pemuda

Rumah yang kerap disebut dengan Gedung Kramat 106 itu mulanya disewa oleh kumpulan pelajar School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (Stovia) kepada pada sang pemilik Sie Kong Liang pada 1908.

Sedangkan sebelumnya mereka tinggal di bangunan yang lebih kecil, di Gedung Kwitang No 3.

Diorama Kongres Pemuda di Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2015).
Diorama Kongres Pemuda di Museum Sumpah Pemuda, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2015).(KOMPAS/PRIYOMBODO)

Dari situs resmi Museum Sumpah Pemuda, semakin lama, semakin banyak pemuda yang berdatangan untuk berkumpul dan berdiskusi di rumah tersebut.

Hingga pada 1927 Gedung Kramat 106 ini semakin populer, dan digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda dari berbagai daerah di Indonesia.

Gedung Kramat 106 tersebut berdiri di atas sebidang tanah seluas 1.285 meter persegi dengan satu bangunan utama dan dua paviliun. 

Hingga kini, Gedung Kramat 106 masih terdiri dari beberapa kamar, aula, dan lapangan.

Tidak terlalu besar memang, tapi cukup untuk beragam kegiatan seperti berlatih budaya hingga pentas kesenian kecil-kecilan.

Baca: Selama Hidup, Kita Cuma Punya 3 Kesempatan untuk Jatuh Cinta, Kapan Saja Momen Itu?

Baca: Semut Neraka, Penampakan Serangga Ini Sungguh Mengerikan seperti Setan

Baca: Bertemu SBY di Istana, Jokowi Beri Undangan Pernikahan Putrinya

Para pemuda itu juga butuh waktu hiburan di sela kegiatan diskusi.

Alhasil, mereka juga menempatkan meja biliar di Gedung Kramat 106. 

Sehingga Gedung Kramat 106 juga kerap digunakan untuk kongkow-kongkow pemuda atau mahasiswa kala itu.

Sampai saatnya gedung itu menjadai tempat berlangsungnya kongres, yang menghasilkan apa yang saat ini kita sebut sebagai Sumpah Pemuda. (Kompas.com/Muhammad Irzal Adiakurnia)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved