Dibalik Kejadian G30S, Terungkap Hal yang Sebenarnya, Ini Kesaksian Pasukan Elit Soekarno. . .
Tapi dua bekas anggota pasukan Cakrabirawa; Sulemi dan Ishak, mengatakan yang sebaliknya. Seperti apa ceritanya?
TRIBUNKALTIM.CO - Dalam film propaganda Pengkhianatan G30S/PKI, peristiwa penculikan terhadap enam jenderal pada 1 Oktober 1965 oleh pasukan Cakrabirawa, membuat gambaran bahwa pasukan elit itu sangat kejam.
Apalagi satu bocah berusa lima tahun Ade Irma Nasution, turut jadi korban.
Tapi dua bekas anggota pasukan Cakrabirawa; Sulemi dan Ishak, mengatakan yang sebaliknya. Seperti apa ceritanya?
Berikut kisah lengkapnya seperti dilansir dari Program Saga produksi Kantor Berita Radio (KBR).
Ishak, bekas anggota pasukan Cakrabirawa –pasukan elit pengawal Presiden Soekarno mengisahkan ulang apa yang ia lihat dan ketahui ketika mengantar Komandan Batalyon Cakrabirawa, Letnan Kolonel Untung ke Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965.
Baca: Inilah Seleb Korea yang Hadir di Pernikahan Song Song Couple, Nomor 10 yang Mempertemukan Mereka
Baca: Dari yang Gurih hingga Manis, Yuk Cicipi 6 Gudeg Legendaris Ini di Yogyakarta
Baca: Telantarkan Istri dan Anak Demi Daun Muda, Iwan Akhirnya Menyesal Saat Dibui, Ini Penyebabnya. . .
Lelaki kelahiran 1936 ini mengaku sama sekali tak tahu apa yang terjadi pada dini hari sebelumnya.
“Saya berkali-kali mengatakan. Saya tidak tahu masalah itu. Setahu saya, hanya diperintah Pak Untung supaya ikut, itu saja. Tahu-tahu dibawa ke Lubang Buaya. Di sana adanya ya militer.
Angkatan Udara, Angkatan Darat, Brigif, tahu-tahu ada perintah, menjemput jenderal-jenderal. Setelah datang, saya kira hidup-hidup.
Ternyata ada yang mati. Pak Yani mati, Haryono mati, Pandjatian mati,” dia mengungkapkan.
30 September 1965, Ishak – yang merupakan bekas ajudan Untung, mengawal Presiden Soekarno menghadiri Musyawarah Nasional Teknik (Munastek) di Istora Senayan.

Esoknya, dia bertugas mengawal Sukarno ke Bogor, Jawa Barat. Tapi, siang hari, Ishak diperintahkan atasannya Letkol Untung mengantarnya ke Lubang Buaya.
“Saya mau mengawal ke Bogor, kan habis Jumat, Musyawarah besar teknisi. Saya kan sebagai komandan regu, saya dicegat oleh Pak Untung. Ayo ikut saya. Tanggal 30 itu.