Kemiskinan di Samarinda Terkesan Tak Pernah Tuntas, Ini Salah Satu Penyebab Utamanya
Jumlah ini hanya sedikit menurun dibanding tahun 2015 lalu, yakni dari 812.597 jiwa penduduk, ada sebanyak 39.250 yang masuk kategori miskin.
Penulis: Doan E Pardede | Editor: Januar Alamijaya
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Masalah pengentasan kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan beberapa Pemerintah Daerah, termasuk Pemkot Samarinda.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dengan jumlah penduduk mencapai 823.303 jiwa, ada sebanyak 38.950 jiwa diantaranya masuk kategori miskin.
Jumlah ini hanya sedikit menurun dibanding tahun 2015 lalu, yakni dari 812.597 jiwa penduduk, ada sebanyak 39.250 yang masuk kategori miskin.
Baca: Peringatan Mbah Mijan Ada Tragedi di 9 Desember, 2 Musibah Pernah Terjadi di Tanggal Tersebut
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Samarinda, Asli Nuryadin, ketika ditemui usai Rakor TKPKD dengan Tema Memantapkan Strategi Penanggulangan Kemiskinan untuk Penurunan Angka Kemiskinan Kota Samarinda yang digelar di Ruang Rapat Utama Balaikota Samarinda, Jalan Kesuma Bangsa, Selasa (21/11/2017).
Dirinya mengatakan, sebenarnya ada banyak program, baik itu dari Pemerintah Pusat atau Pemkot Samarinda yang sudah digulirkan untuk mengentaskan kemiskinan.
Diantaranya, pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), Beras Sejahtera (Rastra), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Baca: Innalillahi, Setelah Kepergian Laila Sari Kabar Duka Datang dari Irfan Hakim
"Rasanya sudah cukup saja ini. Tapi pertanyaannya, kenapa khususnya di Kota Samarinda masyarakat ini nggak berkurang, kalaupun berkurang itu sedikit," ujarnya.
Sejauh ini, penyebab terbesar menurutnya adalah migrasi penduduk. Kota Samarinda, masih menjadi magnet bagi pendatang dari luar daerah.
Masalahnya, kata Asli, biasanya, pendatang ini adalah pencari kerja, atau warga miskin yang ingin merubah kehidupan ke arah lebih baik.
Baca: Buat Agama Baru, Mantan Bos Google Sekaligus Ajukan Diri Jadi Pemimpin
"Migrasi ini juga mempengaruhi. Yang datang ada pengangguran, tidak punya keterampilan. Itu masuk, naik lagi," jelasnya. (*)