Pilkada Jawa Timur
Merasa Ditelikung soal Emil Dardak, PDI Perjuangan Tuding SBY Jalankan 'Strategi Outsourcing'
PDI Perjuangan, Hasto menegaskan kembali, tidak pernah jera untuk terus merekrut dan mendidik kader baru.
Berpindahnya Emil Dardak untuk jabatan lebih tinggi, menurut Hasto Kristiyanto, tidak akan mengurangi semangat politik terbuka PDI Perjuangan.
Terhadap hadirnya tunas-tunas baru yang memiliki visi kepemimpinan untuk bangsa dan negara.
"Bung Emil Dardak telah memilih jalan. Partai tentu otomatis memberikan sanksi pemecatan. Ia adalah gambaran sedikit dari orang muda yang memilih loncatan politik, meski baru 2 tahun menjabat Bupati. Jumlah kepala dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan yang berusia dibawah 40 tahun sebanyak 34 orang," ungkap Hasto.
"Hanya 1 orang yang memilih jalan kekuasaan. Karena itulah apa yang telah terjadi tidak mengurangi tekad Partai untuk hadir sebagai Pusat Gemblengan Kepemimpinan, termasuk terbuka bagi kaum profesional," lanjutnya.
PDI Perjuangan, Hasto menegaskan kembali, tidak pernah jera untuk terus merekrut dan mendidik kader baru.
Diyakini, begitu banyak yang memiliki kesabaran revolusioner hingga oleh rakyat, dipercaya mencapai jenjang kepemimpinan tertinggi.
Kemudian ia menyebutkan nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Wali Kota Badung Giri Prasta, sebagai contoh pemimpin muda yang lebih memilih bekerja berprestasi melayani rakyat. Dengan minimal menyelesaikan masa jabatannya minimal 5 tahun.
Mereka, sebut Hasto,adalah kepada daerah yang menempatkan kepercayaan Penuh pada rakyat terhadap masa depan kepemimpinannya.
Dengan demikian, peningkatan jenjang karir yang diyakini PDI Perjuangan adalah melalui dukungan dan kehendak rakyat."Bukan melalui sertifikasi seorang tokoh,” kata Hasto.
Sebagai salah seorang pengajar Sekolah Para Calon Kepala Daerah PDI Perjuangan, Hasto menegaskan tekadnya untuk terus mendorong organisasi Partai sebagai wahana pengemblengan calon pemimpin.
"Masih banyak kader yang jadi energi positif Partai, dan berproses menjadi pemimpin dengan modal intelektualitas, integritas, dan loyalitas yang tinggi. Mereka kami perkuat kesadaran ideologisnya, kesadaran organisasi, politik, sosial budaya dan kesadaran untuk setia pada jalan kerakyatan yang mengabdi pada bangsanya,” papar Hasto.
Strategi outsourcing yang dilakukan SBY terhadap Emil Dardak ini, menurut Hasto justru menjadi tenaga penggerak bagi PDI Perjuangan untuk terus menghasilkan calon-calon pemimpin bangsa.
Yang berkomitmen melayani rakyat bukan sekedar tergiur iming-iming loncat jabatan. PDI Perjuangan berjanji untuk menampilkan strategi terbaik, mengingat Gus Ipul dan Abdullah Aswar Anaz merupakan kombinasi kepemimpinan berprestasi.
Keduanya, Hasto menegaskan, tidak hanya memiliki akar yang kuat, namun memiliki rekam jejak kepemimpinan yang merupakan kombinasi antara tradisi NU, yang dibalut dengan kedekatan gagasan dengan Gus Dur dan Ibu Megawati.
"Azwar Anas terbukti mampu menjabarkan gagasan PDI Perjuangan yang menampilkan Banyuwangi pada wajah kebudayaannya, wajah yang berkepribadian Indonesia. Gus Ipul dan Anas telah matang dalam kepemimpinan, suatu manifestasi kepemimpinan Merah Putih untuk memerkuat Presiden Jokowi," ujar Hasto. (Tribunnews.com)