6 Hal Ini Disebut Jadi Penyebab Indonesia Tak Maju dalam Bidang Sains dan Teknologi
Chairil Abidin, anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menguraikan, penyebab ketertinggalan itu terurai dalam hal itu tertuang d
Kewajiban baca buku
Sebelum Indonesia merdeka, pernah terdapat kewajiban membaca buku sastra sebanyak 25 judul di Algemene Middelbare School (Pendidikan Menengah) Hindia Belanda A dan 15 Judul pada AMS Hindia Belanda B, 15 judul.
Namun, sejak 1950an, secara bertahap kewajiban itu hilang. "Taufik Ismail sebut sekarang anak SMA nol buku. Mahasiswa juga nol buku hanya diktator, belajar dari diktat yang ditulis 20 tahun lalu," ujar Chairil.
Buku nggak lagi relevan
Chairl bercerita pengalamannya saat menghadiri pertemuan antara pelaku usaha dan universitas ternama di kantor Wakil Presiden BJ Habibie tahun 1998.
Usai pertemuan itu, salah seorang dosen mengungkapkan bahwa buku ajar yang digunakannya nggak lagi relevan.
Gizi
"Faktor gizi juga berperan. Ada 37 persen prevalensi tubuh pendek dengan rata-rata IQ 89. Jadi nggak heran kalau skor PISA (Programme for Internasional Student Assessment) kita rendah," ucap Chairil.
Menurut Chairil, Indoneisa telah masuk masa krisis dalam pengembangan iptek.
Untuk itu, mewakili AIPI, ia meminta kepada pemerintah untuk membenahi kualitas iptek.
Salah satunya dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Baca: Jenguk Setya Novanto di Tahanan, Deisti Astriani Tak Mampu Membendung Air Mata
Kenaikan pertumbuhan ekonomi diharapakan dapat menaikan daya beli masyarakat terhadap hasil industri dalam negeri.
Universitas dapat bekerja sama dengan pelaku industri untuk mendongrak industri dalam negeri.
Selain itu, hal paling utama paling utama adalah lingkungan kondusif bagi inovasi nasional.
Artikel ini pertama kali tayang di Kompas.com dengan judul "Kenapa Indonesia Tak Maju-maju dalam Sains dan Teknologi?"