Mengenal Dissa Syakina, Bangun Cafe 'Fingertalk' dan Pekerjakan Kaum Tuli, dari Sini Inspirasinya!
Setiap waktu rumah makan dan cafe semakin banyak bermunculan dengan beragam kuliner andalannya.
TRIBUNKALTIM.CO - Dibutuhkan tekad kuat untuk membangun sebuah usaha.
Usaha yang dibangun pun tak lepas dari berbagai inspirasi yang didapatkan dari lingkungan sekitar.
Saat ini usaha yang cukup banyak diminati ialah kuliner.
Setiap waktu rumah makan dan cafe semakin banyak bermunculan dengan beragam kuliner andalannya.
Dissa Syakina Ahdanisa salah seorang wanita yang membuka usaha cafe di jalan Pinang No. 37 Pamulang Timur
Tangerang Selatan, Banten.
Namun, ada yang berbeda dengan usaha yang digeluti oleh wanita 27 tahun ini.

Baca: Divonis Tuli Sejak Usia 2 Tahun, Inilah Segudang Prestasi Panji Surya, Parasnya Bikin Wanita Meleleh
Cafe yang dimilikinya terbilang unik, sebab ia mempekerjakan orang-orang yang tidak memiliki kemampuan pendengaran atau tuli.
Di cafe tersebut, disediakan kertas yang dilaminating dengan gambar-gambar bahasa isyarat, sebab setiap pelanggan menggunakan bahasa isyarat untuk memesan menu makanan ataupun minuman.
Sudah dibangun sejak tahun 2015, Dissa kembali diberikan kesempatan untuk mempresentasikan usahanya dalam rangkaian acara Tempo Media Week di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (26/11/2017).
Baca: Cicipi deh 6 Kopi Susu Kekinian, dari yang Segar hingga Berbau Rempah
Baca: Rasakan Sensasi Berbeda Mencicipi Kopi di Cafe Tertinggi di Dunia
Dissa menjadi salah seorang pemuda dari 13 orang pemuda yang diberikan kesempatan untuk membagikan pengalamannya menjadi seorang yang berpengaruh dan memiliki tekad.

Dissa menceritakan awal mula ia terinspirasi membuat cafe yang ia berinama "Fingertalk" tersebut.
Wanita asal Jakarta ini berkesempatan menjadi sukarelawan di Nikaragua, Amerika Tengah pada tahun 2004.
Di kota kecil bernama Granada, ia singgah di sebuah tempat makan bernama Cafe de Las Sonrisas yang artinya Cafe of Smiles.
Di cafe tersebut, semua karyawannya adalah kaum tuli.
Dari sanalah Dissa terinspirasi untuk menghadirkan hal yang sama di negara asalnya, Indonesia.
Ia melihat bagaimana komunikasi yang terjadi antara bos dengan karyawannya, beruntung ia sempat berbincang dengan sang pemilik cafe, Tio Antonio.
Ternyata pemilik cafe tersebut bukanlah penyandang tuli, ia orang normal yang mengerti dan bisa bahasa isyarat atau biasanya disebut hearing.

Baca: 5 Fakta Putri Fredrich Yunadi, Miss Indonesia 2011, Pernah Tak Diaku Anak Oleh Pengacara Setnov
Baca: Gaji Tak Dibayar, 2 Pemuda Nekat Lempar Bom Molotov ke Rumah Bosnya
Sejak saat itulah Dissa bertekad untuk membangun hal yang sama di Indonesia.
Wanita kelahiran 26 Februari 1990 ini pun tak serta merta sukses begitu saja, penuh perjuangan untuk membangun usaha ini.
Kini Cafe Fingertalk sudah banyak yang mengenal. Bahkan tak hanya cafe, Dissa juga membuaka usaha carwash dibilangan Cinere Raya, Depok.
Dissa pun telah mempekerjakan 32 orang penyandang tuli di Fingertalk.

Melansir BBC, Dissa sempat dipuji oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama saat melaksanakan pertemuan Pemuda ASEAN di Laos pada tahun 2016.
Obama mengakui Dissa adalah sosok inspiratif karena mampu mendirikan Fingertalk.
Di akhir presentasinya, Dissa berharap dapat mengembangkan usaha tersebut dengan membuka Fingertalk dibeberapa daerah di Indonesia.
(*)