Jelajah Energi Pertamax Borneo
Di Daerah Tertinggal Ini, Dulu Harga BBM Bisa Rp 20 Ribu per Liter!
Mengawali perjalanan hari keempat, tim Jelajah Energi Pertamax Borneo terlebih dahulu mengunjungi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Sampit.
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Ayuk Fitri
TRIBUNKALTIM.CO, SAMPIT - Mengawali perjalanan hari keempat, tim Jelajah Energi Pertamax Borneo terlebih dahulu mengunjungi Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Sampit.
Kunjungan ini untuk melihat persiapan perjalanan truk tangki yang akan mendistribusikan BBM dari TBBM Sampit ke Lokasi BBM 1 Harga di Danau Sembuluh, Kalteng.
Pertamina TBBM Sampit yang beralamat Jl Muchran Ali No. 24, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang, Kotawaringin Timur merupakan terminal BBM yang mendistribusikan BBM di 17 SPBU milik Pertamina dan 7 SPBU Modular di Kotawaringin.
Ketika rombongan menyambangi TBBM Sampit, sebuah mobil tangki KH 8595 FN yang akan membawa BBM ke Danau Sembuluh yang merupakan daerah 3T (Terdepan Terluar dan Tertinggal) lokasi BBM 1 Harga tampak telah siap.
"Jarak yang akan ditempuh ke BBM 1 Harga sekitar 133 km. Melewati jalanan yang cukup menantang, belum beraspal dan beberapa titik masih berlubang. Sesuai permintaan mobil tangki ini berisi 8.000 liter," ujar Supervisor Receiving Storage and Distribution Terminal BBM Sampit, Yunus Yoga Nanta.
TBBM Sampit memiliki luas 6 hektare yang terdiri dari 6 Tangki timbun.
"Dua tangki timbun memiliki kapasitas 1,5 juta liter sedangkan empat tangki mampu menampung BBM hingga 2,4 juta liter," kata Yunus Yoga Nanta.
Baca: Hari Ketiga, Tim Jelajah Energi Tempuh Perjalanan 12 Jam Menuju Sampit
Baca: Usai Santap Nasi Gandul, Peserta Jelajah Energi Tancap Gas Menuju Tabalong
Baca: Tempuh Jarak Ribuan Kilometer, Jelajah Pertamax Energi Borneo dari Balikpapan-Pontianak Dimulai!
Baca: Tim Jelajah Energi Pertamax Borneo Siap Taklukan Tantangan Lintasi 4 Provinsi di Kalimantan
TBBM Sampit menyimpan 4 jenis bahan bakar mulai dari Pertamax, Petralite, Premium dan Solar.
Usai mengunjungi TBBM Sampit, rombongan melanjutkan perjalanan untuk melakukan beberapa kegiatan di daerah Seruyan.
"Kita akan melakukan kegiatan CSR di tiga sekolah di daerah Seruyan," kata Fajri Pradana, Officer CSR Smepp Kalimantan.
Tiga sekolah yang akan dikunjungi yakni SMAN 2, SD Negeri 1 dan 2 Kabupaten Seruyan.
Selama menempuh perjalanan menuju daerah 3T di Danau Sembuluh, berdasarkan pengamatan Tribunkaltim.co, jalur yang dilalui terbilang ekstrem.
Jalanan berupa tanah merah yang belum beraspal menjadi tantangan tersendiri.
Hujan deras yang turun semalam menyebabkan kondisi jalan berubah menjadi lebih sulit dilalui lantaran lumpur tebal menyelimuti badan jalan.
Meski jalanan rusak parah, sebanyak enam unit mobil Toyota yang terdiri dari 2 Innova Reborn dan 4 New Fortuner membuktikan ketangguhannya.
Seluruh mobil mampu melalui medan jalanan rusak tersebut tanpa hambatan berarti.
Tak hanya itu iritnya bahan bakar Pertamax dan Pertamina Dex yang dipakai oleh mobil rombongan teruji keunggulannya di lapangan.
Tak berhenti di situ, perjuangan truk tangki yang membawa BBM Ke daerah 3T yang memakan waktu hingga 5 jam melintasi jalanan yang rusak parah ini menggambarkan begitu jelas bagaimana perjuangan Pertamina dalam kontribusinya kepada negeri menyalurkan energi hingga ke daerah pedalaman.
Baca: Januari, Bappenas Finalisasi Kajian Lokasi Ibukota RI, Sotek Paling Cocok?
Baca: Akhir Tahun Nih. . . Syahrini Mau Jalan-jalan Dulu Ya Menikmati Salju
Baca: Dua Gempa di Selatan Jawa, BMKG Sebut Berpotensi Tsunami
Baca: Getaran Hebat hingga Yogyakarta, Bagian Atap Kantor Bupati Tasikmalaya Ambrol!
Baca: Duel Bergengsi Liga Inggris, Man City Vs Tottenham! Catat Jadwalnya
Usai menempuh perjalanan selama 5 jam memasuki daerah 3T di daerah Danau Sembuluh, rombongan langsung bergegas mengunjungi tiga sekolah terpilih yang menjadi lokasi Ekspedisi Setapak.
Setibanya di SMA Negeri 2 Danau Sembuluh, Telaga Pulang, Seruyan, Kalimantan Tengah, rombongan langsung disambut meriah oleh ratusan siswa yang telah menanti kedatangan tim sejak pukul 08.00 WIB.
Nenjang Sapundu, khas Kalimantan Tengah menjadi tarian penyambutan yang membuat rombongan terpukau melihat aksi panggung para siswi penari dari SMAN 2 Danau Sembuluh.
Meski cuaca siang itu sedang panas-panasnya, tanpa mengenakan alas sepatu, para penari begitu bersemangat dan tampil maksimal dengan iringan musik khas Kalteng.
Tak ayal tepuk tangan meriah para tamu undangan pun pecah.
Uniknya, ketika ditemui Tribunkaltim.co, seorang penari bernama Sherly Handayani (17) siswi kelas 12 IPA mengaku rela hingga begadang demi tampil menyambut kedatangan rombongan.
"Ini hiasan kepala bikin sendiri kak, kami bangun jam 3 subuh, bahkan sebenarnya kami tidak tidur untuk anyam daun janur jadi mahkota, belum lagi persiapkan tato menggunakan spidol," kata Sherly.
Lantaran acara terbilang dadakan, para penari pun hanya sempat latihan selama 3 hari demi menyambut rombongan.
"Tidak ada yang ngajarin, ini saya belajar sendiri lihat dari YouTube lalu berlatih sama teman-teman kalau lagi istirahat atau sore habis pulang sekolah. Pokoknya ada waktu luang harus dimanfaatin buat latihan biar gak ngecewain," ujar Sherly dengan bersemangat.
Kegiatan CSR Ekspedisi Setapak Pertamina pun terdiri dari beragam agenda.
Mulai membagikan buku bacaan, 550 pasang sepatu, 550 seragam olahraga bagi seluruh murid dan pakaian tari khas daerah setempat khusus siswa SMA.
BBM 1 Harga
Sebelum adanya kebijakan pemerintah mengenai warga di daerah Danau Sembuluh bisa membeli satu liter bensin Premium hingga Rp 20.000/liter di penjual eceran.
Beruntung sejak adanya SPBU modular Telaga Pulang, Danau Sembuluh, yang menerapkan BBM 1 Harga membuat warga sekitar merasa sangat terbantu.
"Dulu saya beli bensin di eceran, harganya lebih mahal bahkan pernah sampai tembus 20 ribu seliter. Sekarang sejak ada SPBU ini lebih gampang dan terbantu," ungkap Jarli (28) warga Telaga Pulang, yang keseharian berprofesi sebagai pedagang.
SPBU Modular ini merupakan satu-satunya tempat pengisian bahan bakar yang ada di derah 3T, Kecamatan Danau Sembuah.
Maka bukan hal yang asing lagi SPBU selalu ramai diburu oleh warga setempat.
"Sehari mengisi bahan bakar dari TBBM Sampit untuk Premium 5.000-8.000 liter. Untuk 8.000 liter biasanya bertahan hingga 2 hari," ujar Eko Suryo, Pemilik SPBU modular Telaga Pulang.
Karena ramainya antrean warga yang berebut mendapatkan bahan bakar, pihak SPBU memiliki cara tersendiri untuk mengantisipasi masalah tersebut.
"Cara menahan warga biar tidak berebut kita biasanya kasih pengertian secara verbal, kalau kita biarkan setengah sehari langsung bisa ludes bahan bakar yang baru datang. Warga datang dengan membawa surat yang telah direkomendasikan oleh tiap-tip kepala desa," kata Eko pria kelahiran Sampit ini.
SPBU Modular sendiri menyuplai BBM untuk 11 desa terdekat. Seperti Desa Jahitan, Baung, Telaga Pulang, Danau Sembuluh 1-2, Cempaka Baru, Pareng, dan Pelingkau.
Meski dibuka dari pukul 07.00-16.00 WIB, SPBU ini tak selalu beroperasi sehari penuh.
Kini harga BBM di daerah Danau Sembulah ini sama seperti tarif di perkotaan.
Untuk satu liter Premium dibanderol Rp 6.450 harga serupa juga berlaku untuk Pertamax dan solar.
SPBU modular di 3T mulai beroperasi 23 Agustus 2017. (*)