Awas Jebakan Gurita, Ini Nyata, Patah Hati Bisa Menyebabkan Kematian, Sains Membuktikannya
Saat seseorang mengalami peristiwa yang traumatis, tubuh akan melepaskan hormon stres ke aliran darah.
Akan tetapi, dalam kasus sindrom Takotsubo, serangan jantung yang masif datang tanpa ada bekuan yang dapat diidentifikasi penyebabnya.
Gejala Takotsubo meniru serangan jantung normal. Pasien mengeluh sesak nafas, tekanan darah tinggi, dan nyeri pada dada.
Namun, kondisi ini tidak disebabkan oleh adanya gumpalan darah, melainkan otot jantung yang lemah.
Banyak laporan kasus klinis dan penelitian tentang sindrom Takotsubo yang menunjukkan bahwa kondisi ini hampir selalu muncul pada individu yang pernah mengalami trauma intens atau kesulitan emosional yang ekstrem, tidak terkecuali patah hati karena kehilangan orang yang dicintai.
Baca: Dipersunting Marinir AS, Wanita Asal Sekayu Menyita Perhatian Publik Karena Keunikannya Ini
Baca: Kehilangan Kesabaran, Oknum Guru Ini Tendang dan Tinju Beberapa Muridnya
Dalam penelitian dengan judul Neurohumoral Features of Myocardial Stunning Due to Sudden Emotional Stress, yang terbit Februari 2005 di New England Journal of Medicine, para peneliti meninjau gejala ini pada 19 kasus, 18 di antaranya terjadi pada perempuan.
Penelitian yang dilakukan oleh para dokter dari Johns Hopkins University School of Medicine menuliskan bahwa sindrom ini berkaitan dengan bagaimana seseorang merespons secara hormonal terkait stres yang ekstrem.
Saat seseorang mengalami peristiwa yang traumatis, tubuh akan melepaskan hormon stres ke aliran darah. Hormon stres ini menyebabkan otot jantung menjadi lemah.
Efeknya mirip dengan jebakan yang sering digunakan untuk menangkap gurita. Dari sinilah nama sindrom ini muncul.
Sindrom Takotsubo tidak pilih-pilih. Dia dapat menyerang siapa pun pada usia berapa pun, jika mereka mengalami tekanan atau trauma emosional yang parah.
Baca: Komplain ke Telkomsel, Cowok Ini Tanya Pakai Bahasa Inggris, tapi Warganet Jadi Pengen Nyleding
Baca: Prabowo Rekomendasikan Isran Maju di Pilgub Kaltim, Ini Kata Isran
Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami sindrom Takotsubo dapat sembuh dalam beberapa minggu, meski meninggalkan sedikit efek. Namun, ada banyak kasus juga berakibat fatal sampai meninggal dunia.
Menurut artikel yang dibuat The New York Times tahun lalu (terkait kematian Debbie Reynolds), sindrom Takotsubo paling banyak dialami oleh perempuan, dan biasanya berakhir fatal jika dialami oleh perempuan paruh baya.