Banyak Dikritik, Anies-Sandi Justru Sebut Penataan Tanah Abang untuk Bantu Jokowi
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menata kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, mulai Jumat (22/12/2017).
Baca: Gus Dur Dapat Salam Tempel, Begitu Megawati Tanya Isinya? Keduanya Langsung Ngakak!
Baca: Banyak Pejabat Berprestasi tapi Sayang Ikut Korupsi, Ini yang Diharapkan Saut Situmorang
Baca: Jatuh Cinta dengan 2 Bocah Palestina, Melly Goeslaw Ingin Adopsi, Sayang. . .
Baca: Lagi Liburan, Malas Banget Nih Bangun Pagi! Eh Jangan Kebablasan, Ikuti 6 Tips Ini
Baca: Terungkap, Mengapa Vatikan Selalu Mengecat Bangunannya dengan Susu Selama 500 Tahun!
Baca: Mulai Pegunungan hingga Laut, Inilah 7 Destinasi Wisata di Lampung, Pas untuk Liburan Akhir Tahun!
Sandiaga menyebut penataan dengan membebaskan PKL berjualan di ruas jalan di depan Stasiun Tanah Abang menjadi solusi terciptanya lapangan pekerjaan dan perekonomian yang terus bergerak.
Dengan demikian, ketimpangan ekonomi akan menyempit.
Tuai kritik
Namun, harapan penataan untuk menguntungkan semua pihak itu menuai banyak kritik.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menilai, kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang menutup ruas jalan di Tanah Abang untuk PKL berjualan merupakan contoh buruk.
Menurut dia, kebijakan ini bisa memicu PKL di lokasi lain berjualan dengan menutup jalan.
"Kalau di Tanah Abang solusinya seperti itu, bukan tidak mungkin di wilayah lain PKL akan mengokupasi jalan dan meminta diizinkan oleh gubernur," ujar Prasetio.

Petugas mengatur jalan yang ditutup di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/12/2017). Sehubung keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, ruas jalan di depan stasiun ditutup untuk kendaraan bermotor pada pukul 08.00-18.00 WIB.
Alih-alih menutup jalan untuk tempat jualan PKL, Prasetio menyebut, Pemprov DKI seharusnya berupaya meramaikan Blok G Pasar Tanah Abang.
Sejumlah pedagang di Blok G dan penyedia jasa ekspedisi juga mempertanyakan kebijakan ini.