Pilgub Jawa Timur
NU Pecah, Siapakah yang Berhasil Memenangkan Kaum Sarungan dan Abangan di Pilgub Jatim?
Yang jelas, Jawa Timur dikenal sebagai basis "pertarungan" perebutan kaum sarungan atau Nahdlatul ulama (NU) dengan kaum abangan alias PDIP.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Perhelatan demokrasi di Provinsi Jawa Timur sebentar lagi akan semakin "seru" usai nama-nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur ditetapkan oleh partai-partai pengusung.
Yang jelas, Jawa Timur dikenal sebagai basis "pertarungan" perebutan kaum sarungan atau Nahdlatul ulama (NU) dengan kaum abangan alias PDIP.
Siapa calon yang bisa menguasai kaum sarungan dan kaum abangan, otomatis akan menjadi Jawa Timur-1.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Dr. Ari Junaedi menganggap rivalitas antar calon gubernur di Jawa Timur adalah sebatas kemampuan meraup suara di basis massa NU di utara Jawa Timur.
Seperti Lumajang, Jember hingga Banyuwangi serta bagian tengah Jawa Timur seperti Jombang.
Baca: Begini Pesan Jokowi kepada Khofifah yang Bakal Nyagub di Jawa Timur
Baca: Mendadak, Azwar Anas Mundur dari Cawagub Jatim, Apa Kata Gus Ipul?
Selain konsentrasi kerapatan penduduk yang cukup besar di daerah ini, pengaruh kyai-kyai pondok pesantren juga cukup signifikan.
"Sayangnya aspirasi kaum nadhliyin di Jawa Timur rentan pecah mengingat Wakil Gubernur Saefullah Yusuf yang diusung PKB dan PDIP akan berhadapan dengan Khofifah yang juga petinggi NU," kata Ari Junaedi, Sabtu (6/1/2018).
Baca: Tak Cuma Kapolda Kaltim, Para Jenderal Polisi yang Ikut Pilkada Ini juga Digeser
Baca: Langka, Terjadi Setelah 150 Tahun, Supermoon dan Gerhana akan Terlihat di Indonesia!
Baca: Lagi Tren Nih Melangsingkan Tubuh dengan Puasa, Amankah?
Baca: Kembali Tidur Panjang, Berikut Fakta-fakta Echa Si Putri Tidur dari Banjarmasin
"Baik Saefullah atau Khofifah sama-sama "darah biru" NU. Setiap calon yang maju di Jawa Timur pasti akan memperebutkan suara dari nadhliyin. Saefullah atau Gus Ipul pasti akan berusaha mati-matian," sambung Ari Junaedi.
Promotor disertasi mahasiswa S3 di Universitas Padjajaran ini menambahkan, calon yang menang di Jawa Timur pasti akan mencari suara penambah dengan menggaet suara partai nasionalis.
"Saya memprediksi, calon yang menang di Jawa Timur pasti akan mengharap suara nasionalis bisa menjadi pelengkap," katanya yakin. (Tribunnews)