Sering Travelling dan Nonton Konser, Biaya Hidup Generasi Milenial Dianggap Mahal!

Banyak orang selalu mengeluh penghasilannya kurang dan tidak bisa menutupi kebutuhan hidupnya.

THINKSTOCK.COM
Ilustrasi 

TRIBUNKALTIM.CO -- Banyak orang selalu mengeluh penghasilannya kurang dan tidak bisa menutupi kebutuhan hidupnya.

Padahal, yang terjadi adalah mereka tidak bisa mengatur keuangannya.

Hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2016 menyebutkan, keuangan 49 persen masyarakat Indonesia masih didominasi dengan tujuan jangka pendek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mempertahankan hidup.

"Tak jarang pendapatan mulai menipis menjelang akhir bulan. Kadang juga tabungan terpakai untuk memenuhi kebutuhan tersier," kata perencana keuangan Prita Ghozie dalam acara talkshow yang diadakan Kompas.com dan BTPN Jenius bertema 'Cara Pintar Atur Finansial' di Jakarta (2/2/2018).

Ia menilai pola konsumsi generasi muda banyak yang mengkhawatirkan.

"Slogan You Only Live Once (YOLO) membuat mereka merasa bebas melakukan apa yang diinginkan," kata Prita.

Baca: Paranormal Prediksi Pernikahan Vicky & Angel Lelga Hanya Sampai April 2018?

Menurut Prita, para milenial menganggap diri mereka kaya kalau bisa menonton konser, traveling supaya bisa selfie dengan latar berbeda-beda.

"Biaya hidup sebenarnya murah, biaya pamer yang mahal," ujar dia.

Ia melanjutkan, dengan gaya hidup YOLO tanpa peduli dengan kemungkinan yang akan terjadi ke depan, para milenial akan bangkrut sebelum berusia 40 tahun.

Setidaknya ada tiga kesalahan pengelolaan keuangan yang sering dialami, yaitu tidak memiliki arah dan tujuan keuangan, gagal mengatur arus kas uang, dan kurang mempersiapkan tabungan atau dana darurat.

Prita menjelaskan, sebagai karyawan kita memang tidak bisa memiliki kendali dengan penghasilan yang didapat setiap bulan, tetapi kita bisa mengendalikan pengeluaran.

Baca: Orangtua Tolak Anak Diberi Vaksinasi, Hati-hati Bisa Kena Pidana!

"Berapa pun penghasilan yang didapat tidak pengaruh, asal bisa mengendalikan pengeluaran," ujar CEO ZAP Finance ini.

Perencana keuangan Prita Gozhie (tengah) dan Digital Banking Value Proposition and Product Head PT BTPN, Irwan Sutjipto Trisnabudi (kanan) dalam Talkshow Kompas.com dan BTPN Jenius bertema Cara Pintar Atur Finansial di Jakarta (2/2).
Perencana keuangan Prita Gozhie (tengah) dan Digital Banking Value Proposition and Product Head PT BTPN, Irwan Sutjipto Trisnabudi (kanan) dalam Talkshow Kompas.com dan BTPN Jenius bertema Cara Pintar Atur Finansial di Jakarta (2/2). (Dok Kompas.com)

Pos pengeluaran

Pengaturan keuangan bisa dilakukan dengan membagi-bagi penghasilan ke dalam beberapa pos.

"Sekitar 30 persen untuk biaya hidup, mencakup makan dan transportasi, 30 persen untuk membayar cicilan, 10 persen dana darurat, 15 persen investasi, 10 persen untuk gaya hidup, dan 5 persen untuk zakat atau sedekah," urai Prita.

Jika dulu pemisahan pos penghasilan itu dilakukan dengan membagi-baginya di amplop, kini di era digital kita bisa melakukannya dengan aplikasi keuangan di ponsel.

Salah satunya adalah Jenius, produk keuangan digital dari Bank BTPN.

Menurut Digital Banking Value Proposition and Product Head PT BTPN, Irwan Sutjipto Trisnabudi, Jenius memudahkan penggunanya mengatur keuangannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Baca: Bukan Ketua BEM UI yang Curi Perhatian Tapi Ini Dia Idola Baru: Calon Imam Wanita Nih. . .

"Jenius punya fitur tabungan yang secara langsung dapat memisahkan dana yang ingin disisihkan dengan dana untuk kebutuhan sehari-hari," kata Irwan.

Aplikasi yang bisa diunduh di ponsel berbasis Android dan iOS ini juga memungkinkan penggunanya melakukan pembukaan rekening, mengatur limit kartu, blokir, dan buka blokir kartu, serta manajemen keuangan secara swalayan.

Baca: Paslon Datangkan Ustad hingga Artis Didi Kempot, Siapakah yang Mujarab Dulang Suara?

"Fitur yang ada di Jenius ini kami buat berdasarkan masukan dari para pengguna. Ke depan, fungsi Jenius akan ditambah," ujar Irwan. (Kompas.com/Lusia Kus Anna)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved