Destinasi

Tempias Kabut di Kolam Berair Jernih, Rasakan Segarnya Air Terjun Kedung Pedut

Sebuah lembah yang terdiri riam bertingkat membelah Dusun Kembang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.

KOMPAS.com/Dani J
Salah satu sudut riam bertingkat di komplek wisata air terjun Kedung Pedut. 

Sejak kehadiran mahasiswa itu, Kedung Pedut mulai dilirik dan semakin ramai di media sosial.

Warga Dusun Kembang pun memutuskan menggarap lebih serius sebagai destinasi wisata baru.

“Warga sini kan ada yang kerja di obyek wisata curug (air terjun) di tempat lain. Beberapa di antaranya memutuskan untuk mengembangkan tempat ini,” katanya.

Riam yang banyak merupakan daya tarik.

Aliran airnya tidak membentuk pusaran, kolam-kolam yang tercipta dari jatuhan air juga tidak dalam serta aman bagi anak-anak bermain.

Selain itu, air tak deras dan mudah dilewati pengunjung.

“Tidak kalah dengan obyek curug (air terjun) lainnya,” kata Subowo.

Bila ditarik garis lurus, kemiringan sungai bisa 45 derajat, meski berkelok-kelok. Dari banyak riam yang ada, dua di antaranya memiliki riam sangat tinggi yang membuat air terjun di situ menjadi indah.

Salah satu riam setinggi 15 meter dan terletak tersembunyi.

Baca: Mau Berganti Karier Baru Tapi Udah Merasa Tua? Jangan Minder, Simak 7 Tips Ini!

Banyak jembatan bambu sepanjang perjalanan mengelilingi kawasan Kedung Pedut. Selfy di jembatan memberi sudut berbeda dan tetap menarik pada tiap foto panorama.
Banyak jembatan bambu sepanjang perjalanan mengelilingi kawasan Kedung Pedut. Selfy di jembatan memberi sudut berbeda dan tetap menarik pada tiap foto panorama. (KOMPAS.com/Dani J)

Di air terjun itu, gulungan air yang jatuh ke kolam menciptakan kabut tebal.

“Air terjun inilah yang dinamai Kedung Pedut. Kedung berarti kolam alami, pedut berarti kabut. Kabut yang tercipta dari kolam alami,” kata Subowo.

Warga membuat jalan setapak hampir 500 meter menyusur tebing menuju pinggir tepi sungai agar wisatawan yang ingin menyaksikan panorama lembah bersungai dan air terjun.

Jalan itu bentuk tangga alam dari tanah keras, batu, ataulah gelondongan bambu.

Pemandangan sepanjang jalan setapak itu berupa tebing miring berlumut yang dipenuhi pohon di salah satu sisi, dan jurang tak terbatas kedalamannya di sisi lain.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved