Destinasi

Tempias Kabut di Kolam Berair Jernih, Rasakan Segarnya Air Terjun Kedung Pedut

Sebuah lembah yang terdiri riam bertingkat membelah Dusun Kembang, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.

KOMPAS.com/Dani J
Salah satu sudut riam bertingkat di komplek wisata air terjun Kedung Pedut. 

Demi keamanan, warga juga membangun pagar pengaman sepanjang jalan. Lingkungan di sepanjang jalan setapak itu dibiarkan alami.

Beragam pohon hutan dan bambu yang batangnya sebesar pelukan sesekali bisa ditemui.

Bahkan ada juga pohon-pohon cokelat sisa kejayaan perkebunan warga.

Baca: Aduh, Bosan dan Lelah Banget Nih. . . Tanda-tanda Kamu Kurang Piknik?

Warga juga membangun jembatan-jembatan yang melintang dari satu tubir ke tubir lain, membuat cara pandang berbeda pada keindahan panorama.

Semua fasilitas di destinasi ini dibangun melewati 22 bidang tanah milik warga dusun.

“Pemilik lahan mendapat bagi hasil adil per triwulan,” katanya.

Subowo mengatakan, modal pembangunan awal berasal dari swadaya masyarakat.

Mereka tidak sendiri. Warga bekerja sama dengan praktisi pariwisata hingga kelompok mahasiswa.

“Mulai babat alas 5 Januari 2015 dan mulai dibuka sebagai tempat wisata pada Juni 2015. Awalnya dibangun dengan 100 sak semen dari sokongan warga,” kata Subowo Apa yang dibangun membuat hampir semua sudutnya menarik jadi latar belakang foto, termasuk batu-batu kapur berwarna putih sebesar bak truk di tengah sungai, atau tumpukan-tumpukan batu kapur yang menciptakan jeram, jembatan bambu, hingga kolam, semua sangat asyik jadi latar foto.

Salah satu sudut riam bertingkat di komplek wisata air terjun Kedung Pedut.
Salah satu sudut riam bertingkat di komplek wisata air terjun Kedung Pedut. (KOMPAS.com/Dani J)

Wisatawan bisa menikmati semua keindahan itu cukup dengan membayar Rp 5.000 per pengunjung untuk sekali kunjungan.

Kalaulah membawa kendaraan, tentu dikenai biaya parkir yang tidak mahal.

Untuk sepeda motor Rp 3.000. Halaman parkirnya luas dan aman.

Kini, Kedung Pedut semakin berkembang. Pokdarwis dan warga pemilik lahan juga mengembangkannya dengan 7 warung makan dengan sajian serba murah, tiga toilet bersih, tiga gazebo cantik, dua gardu pandang, hingga mushola.

Jadi, sepanjang jalan-jalan ke sana, wisatawan tetap akan merasa nyaman.

Dengan seluruh keindahan dan fasilitas yang tersedia, pengunjung kedung itu pernah sekitar 2.000 tiket masuk terbeli sehari di tahun baru 2017.

Tanjakan Tajam Kedung Pedut tidak sulit didatangi.

Destinasi ini berada 16 kilometer dari kota Wates, ibukota Kulon Progo.

Mobil dan motor bisa menjangkau obyek wisata ini. Hanya saja, menuju ke sana berarti akan melewati jalan menanjak dan sempit.

Baca: Dibangun Ratusan Miliar, Gedung-gedung Milik Pemprov Kaltim Belum Ada yang Setor PAD

Waspadalah pada banyaknya jalan menanjak cukup panjang yang muncul mendadak di sebuah tikungan.

Bila berkendara dengan roda dua tentu akan sering agak kesulitan. Maka, sebaiknya memang menggunakan kendaraan yang benar-benar fit. Tidak perlu ragu berkendara dengan mobil roda 4. Mobil bisa tiba ke sana. Motor matic justru tidak disarankan.

“Memang ada beberapa tanjakan ekstrem. Matic justru berbahaya saat turunan karena lebih banyak main rem,” kata Nining, seorang wisatawan lokal yang sudah sering bolak-balik piknik ke Girimulyo.

Namun, semua kesulitan dalam perjalanan akan terbayar ketika menemukan keindahan Kedung Pedut.

Air terjun Kedung Pedut belasan meter tingginya. Ia terletak tersembunyi dibanding riam lainnya. Bermain di kolam di bawah jatuhan air cukup aman. Di sana, jatuhan air sering menjadi embun tebal menyelimuti aliran di bawahnya.
Air terjun Kedung Pedut belasan meter tingginya. Ia terletak tersembunyi dibanding riam lainnya. Bermain di kolam di bawah jatuhan air cukup aman. Di sana, jatuhan air sering menjadi embun tebal menyelimuti aliran di bawahnya. (KOMPAS.com/Dani J)

Selama piknik tidak perlu harus menggunakan sepatu karena pasti tergoda untuk menceburkan diri ke airnya yang dingin dan jernih.

Sandal jepit atau sandal gunung justru lebih tepat.

Sepatu diving malah jadi pilihan paling bagus.

Dengan sepatu itu, wisatawan akan lebih aman ketika berjalan di air sungai karena batu-batu kapur di dalamnya tajam dan bisa melukai bila tak hati-hati.

Agaknya hampir semua wisatawan akan tergoda untuk berendam di airnya yang jernih itu.

Jadi, alangkah lebih baik membawa pakaian ganti.

Wisatawan juga tidak perlu kawatir kelaparan. Banyak sekali jajanan murah sepanjang perjalanan di wisata ini.

Seluruh warga dan Pokdarwis menyepakati niat bersama untuk membangun tempat jajanan yang bisa menghidupi warga.

Sepiring mie instan pakai telur seharga Rp 6.000. Secangkir kopi Rp 3.000. Sebotol air mineral ukuran sedang 60 ml juga Rp 3.000.

Lantas apa saja sajian di warung, tentu makanan khas seperti nasi kucing, geblek atau camilan khas dari sagu kenyal khas Kulon Progo.

“Semua warung diseragamkan biar warga merasa nyaman dan mau mampir. Biar wisatawan tidak perlu berat-berat bawa bekal,” kata seorang penjaga salah satu warung di kawasan Kedung Pedut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jalan-jalan ke Air Terjun Kedung Pedut Kulon Progo, Oh Indahnya...", http://travel.kompas.com/read/2018/02/25/181500627/jalan-jalan-ke-air-terjun-kedung-pedut-kulon-progo-oh-indahnya-.

(Kompas.com/Dani Julius Zebua)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved