Edisi Cetak Tribun Kaltim
Dulu Megah, Lihat Sekarang Kondisi Wisma Tamu di Gunung Pancur Milik Pemprov Kaltim
Aset ini beragam, ada yang termanfaatkan secara maksimal, dan juga ada yang mangkrak dibiarkan kosong tak dirawat.
Penulis: Budi Susilo |
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Budi Susilo dan Anjas Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Aset tidak bergerak milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tidak hanya ada di Kota Samarinda, namun sebagian ada juga di Balikpapan.
Aset ini beragam, ada yang termanfaatkan secara maksimal, dan juga ada yang mangkrak dibiarkan kosong tak dirawat.
Salah satunya, Gedung Wisma Tamu Kaltim atau dikenal Wisma 'Pancur', yang berada di kawasan Gunung Pancur, Kelurahan Prapatan, Balikpapan.
Gedung wisma ini sudah tidak tampak lagi seperti layaknya bangunan yang berpenghuni.
Saat Tribun menggapai lokasi ini, melintasi jalan aspal mulus, melewati beberapa rumah dinas milik Pertamina, Senin (26/2/2018).
Terlihat papan penunjuk 'Gunung Pancur', masuk ke gapura menandakan sudah dekat ke lokasi wisma milik Pemprov Kaltim tersebut.
Baca: Dibangun Ratusan Miliar, Gedung-gedung Milik Pemprov Kaltim Belum Ada yang Setor PAD
Tidak jauh dari gapura, ada stasiun pemancar, sekitar 100 meter berarti sudah berada di tempat lokasi.
Masuk ke sebuah lorong yang berada di sebelah kiri dari arah gapura Gunung Pancur.
Sebelum tiba di lokasi, terdapat pos penjaga.
Dua orang petugas sekuriti berpakaian seragam serba hitam menghentikan Tribun. Setelah bernegosiasi dengan sekuriti dan diberi izin masuk ke lokasi Gedung Wisma Tamu.
"Silakan saja masuk. Di dalam ada penjaganya. Bisa tanya‑tanya. Tidak jauh paling hanya 40 meter saja dari sini (pos jaga)," kata sekuriti.
Jalan hanya selebar sekitar empat meter, di pinggiran jalan diselimuti rumput ilalang hijau yang tumbuh liar setinggi sekitar satu meter.
Ruas jalan menuju ke Wisma Tamu bisa dikatakan berkondisi baik, tidak ada yang berlubang.
Baca: Pemprov Kaltim Sulit Cari Investor, Aset Senilai Rp 25,3 Triliun Belum Dikelola Maksimal!
Spontan, saat sudah mendekat ke Wista Tamu Kaltim, bangunan sudah terlihat kusam, hitam.
Banyak meja‑meja kayu yang sudah berkondisi buruk tergeletak dan menupuk di pelataran samping Gedung Wisma Tamu.
Tidak hanya meja, juga ada tempat bohlam lampu jalanan menumpuk di pelataran gedung bagian samping kiri.
Tidak hanya itu, pengamatan Tribun, sebuah tembok yang menginformasikan mengenai keterangan gedung Wisma Tamu berwarna kuning oranye sudah tidak nampak, tertutup rumput‑rumput tinggi, sudah dikerumuni semak belukar.
Begitu tiba persis di bagian samping gedung utama Wisma Tamu Kaltim terdapat ruangan berkondisi pintu terbuka.
Padahal ruangan yang lain termasuk akses ke gedung Wisma Tamu semuanya terutup, terkunci rapat.
Ternyata di ruangan yang pintunya terbuka itu merupakan pos penjaga Wisma Tamu.
Tribun berkenalan dengan penghuni ruangan. Namanya Muhammad Syahrani (50), pegawai penjaga Wisma Tamu.
Baca: Perlukah Orangtua Khawatir Jika Si Kecil Terobsesi Jadi Princess?
Dia mengaku sebagai saksi kunci eksistensi gedung Wisma Tamu.
Sebelum bangunan Wisma Tamu berantakan dan liar, dahulu berfungsi sebagai tempat penginapan bagi pegawai provinsi Kaltim.
"Ada yang tugas di Balikpapan, pegawai menginap di tempat ini," ujarnya.
Dia tidak bisa memastikan, mulai dibangunnya gedung Wisma Tamu, namun saat pemakaian secara resmi, Syahran mengetahui sejak 1994.
"Kalau tidak salah dibangun mulai 1985. Lalu 1994 dipakai buat penginapan pegawai. Waktu itu saya sudah jadi pegawainya, di bagian penjaga wisma," katanya.
Waktu masih berfungsi sebagai wisma, gedung selalu ramai. Para pejabat dan pegawai pemprov Kaltim saat sedang ada tugas di Balikpapan menggunakan wismanya.
"Dulu masih rapi, tidak banyak rumput. Masih bagus rapi. Hanya digunakan tempat menginap saja, tidak ada acara‑acara digelar disini," ujar Syahran.
Sebenarnya, bangunan masih kuat, kokoh prima, akan tetapi tidak pernah lagi dihuni orang, sama sekali tidak ada orang yang menginap, suasana gedung pun selalu kosong, akhirnya perawatan gedung selalu absen.
"Kalau tidak ada yang menghuni pasti tidak ada perawatan. Kalau sama sekali bangunan tidak pernah dipakai pasti tidak ada yang mau bersihkan, tidak ada yang mau rawat, lama‑lama bangunan rusak," katanya.
Atap wisma masih kokoh. Tembok pun tiada yang retak dan roboh. Jendela kaca masih mulus tiada yang retak.
Genteng atap wisma masih utuh, belum ada yang sama sekali bolong lebar.
Namun ungkap Syahran, saat hujan turun deras dengan intensitas tinggi, atap tidak mampu menahan guyuran hujan.
Rintikan hujan kadang ada yang masuk ke sela‑sela atap.
Terkait kondisi aset Pemprov, yakni Wisma Tamu di Gunung Pancur, Asisten III Pemprov Kaltim Bere Alim menyatakan akan melakukan pengecekan terlebih dahulu terkait persoalannya,
"Itu akan kami cek dahulu. Setelah ada informasi akan kamk informasikan," ucap Bere Ali.
Disampaikan, Pemprov akan mencoba segala cara, agar seluruh aset yang dimiliki bisa sumbang PAD besar. "Terlepas siapa yang inisiasi, aset tetap akan kami maksimalkan," katanya.
Tak Punya Wewenang
PEMKOT Balikpapan melalui Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Balikpapan, Madram Muchyar menyatakan, pihaknya tidak mau masuk lebih jauh untuk melakukan pemanfaatan atau perawatan Wisma Tamu di Gunung Pancur.
Menurut Madram, bangunan Wisma Tamu bukan wewenang Pemkot Balikpapan.
"Setahu saya itu masih punya Pemprov Kaltim. Saya tidak tahu kalau ada yang mengatakan itu sudah milik Pemkot Balikpapan. Nanti saya cek lagi, seperti masih punya pemprov," ujarnya melalui sambungan telepon.
Dikemukakan, Pemkot Balikpapan belum bisa memastikan untuk menggunakan aset tersebut karena statusnya juga belum secara resmi dihibahkan ke pemkot.
Seandainya nanti ada penyerahan secara legalitas tentu saja pemkot akan ikut turun tangan menata dan merawat Wisma Tamu itu.
Madram merasakan kesedihan melihat kondisi bangunan yang kesannya liar tidak terawat.
Bangunan besar berdiri megah dan berada di tempat yang bagus sangat sayang jika tidak dimanfaatkan secara maksimal. Kesannya mubazir, sudah dibangun namun enggan memanfaatkan.
"Saya tidak mau berpendapat untuk dijadikan apa Wisma Tamu itu. Asetnya kan masih sama Pemprov tapi nanti saya lihat lagi. Soalnya Pemkot Balikpapan juga banyak asetnya, sampai saya tidak hafal satu persatu," ujarnya.
Ditempat terpisah, Noor, Kepala Bidang Gedung Pemerintahan Dinas PU Kota Balikpapan, mengungkapkan, soal keberadaan Wisma Tamu di Gunung Pancur belum ada instruksi dari Badan Aset Daerah Kota Balikpapan untuk melakukan renovasi atau perawatan.
"Setahu saya itu masih punya Pemprov Kaltim. Kami juga belum ada usulan dari pemkot untuk tangani Wisma Tamu," ujarnya.
Dia menjelaskan, Dinas PU akan turun melakukan perbaikan aset jika memang diperlukan atau ada perintah untuk lakukan perbaikan.
"Sampai sekarang pun saya belum terima ada usulan untuk ikut tangani gedung Wisma Tamu. Kami tidak bisa turun ke lapangan kalau belum ada petunjuk. Belum bisa memperbaiki," ungkap Noor. (*)