Kisahnya Pernah Diangkat di Film, Kini Misteri 'Man in the Iron Mask' Terungkap Setelah 350 Tahun
Dia ditahan sampai meninggal pada tahun 1703, yang berarti ditahan seluruhnya lebih dari tiga dekade atau 34 tahun.
"Mereka juga cukup yakin bahwa ia seorang pembantu pribadi (valet)," kata Sonnino.
Baca: Ukuran Kondom Terlalu Kecil, Menteri Kesehatan Ini Protes Keras, Produsen Beberkan Fakta Sebenarnya
Menurut Sonnino, "Satu hal yang belum mereka ungkap, yakni pembantu untuk pribadi siapakah dia dan untuk alasan apa ia ditahan di bawah pengamanan ketat selama lebih dari 30 tahun itu."
Mengapa pria itu ditangkap dan dia bekerja untuk siapa telah diungkap Sonnino di dalam buku terbarunya yang berjudul The Search for Man in the Iron Mask.

Baca: Rumah Tangga Abdee Slank dan Anita Terancam Bubar, Ini Foto-foto Wanita yang Dituding Pelakor
Tahanan bertopeng itu telah menjadi sebuah misteri besar yang membingungkan sejumlah penulis dan filsuf terkenal selama hampir 350 tahun sampai sekarang.
Dalam sejumlah rekaman dan korespondensi berserinya dengan para ahli, Sonnino mengungkapkan kepada pembaca bahwa Dauger adalah pembantu dekat untuk Kardinal Jules Raymond Mazarin (14 Juli 1602–9 Maret 1661).
Mazarin adalah menteri utama Perancis selama masa-masa awal kekuasaan Raja Louis XIV.
Mazarin menumpuk kekayaan secara besar-besaran.
Baca: Viral Helikopter Polisi Angkut Pengantin Anak Pengusaha dan Direktur RS, Begini Reaksi Kapolda
Sonnino percaya, pembantu pribadi Mazarin itu tahu bahwa sebagian uangnya hasil curian.
"Apa yang bisa saya tentukan adalah bahwa Mazarin telah mengambil keruntung besarnya dari raja sebelumnya dan Ratu Inggris," kata Sonnino.
"Dauger pasti mengoceh pada waktu yang salah," katanya.
"Ketika ditangkap pada tahun 1669, dia diberi tahu bahwa jika ia mengungkapkan identitasnya kepada siapa pun, ia akan segera dibunuh," kata Sonnino.
Baca: Dewi Sandra Ungkap Karakter Ustaz Abdul Somad Usai Ceramah, Begini Curhatannya yang Bikin Merinding
Adapun mengapa "Man in the Iron Mask" tetap terselubung di sepanjang sejarah, Sonnino mengatakan, kesalahan ada pada sejarawan yang "bersikeras membuatnya menjadi lebih antiseptik, moralistik, dan masuk akal".
"Hidup tidak masuk akal," kata Sonnino. "Manusia jauh lebih rumit dari itu." (*)