Air Minum dalam Kemasan dari Dua Merek Ini Mengandung Partikel Plastik, Begini Pernyataan Perusahaan
"Kami menemukan (plastik) di dalam botol demi botol dan merk demi merk," kata Sherri Mason, profesor kimia dari State University of New York
Seorang juru bicara Nestle menambahkan bahwa kajian Profesor Mason meluputkan beberapa langkah kunci untuk menghindari "hasil positif yang salah".
Dia juga mengatakan pihaknya mengundang orb Media untuk membandingkan metode.
Baca: Tengah Persiapkan Penerbangan, Seorang Pramugari Tiba-tiba Buka Pintu Darurat dan Melompat
Baca: Politisi PKS Mardani Ali Sera Beberkan Strategi Kalahkan Jokowi di 2019
Secara terpisah, Danone mengatakan tidak bisa mengomentari kajian tersebut karena "metodologi yang digunakan tidak jelas".
Danone menegaskan botol yang mereka gunakan untuk menampung air masuk kategori "kemasan yang sesuai untuk makanan".
Perusahaan itu menambahkan bahwa tidak ada aturan pasti mengenai mikroplastik atau konsensus dalam sains untuk mengujinya.

Aquafina
Dasani
Evian
Nestle Pure Life
San Pellegrino
Baca: Data Nasabah Bocor? Begini Tanggapan OJK
Baca: Ini Rahasia Tenaga Ekstra Messi Bungkam Chelsea
Adapun merk taraf nasional meliputi:
Aqua (Indonesia)
Bisleri (India)
Epura (Meksiko)
Gerolsteiner (Jerman)
Minalba (Brasil)
Wahaha (Cina)
Bahan pewarna Nile Red digunakan untuk melacak keberadaan partikel plastik di dalam botol air.
Pengujian kandungan plastik melibatkan bahan pewarna bernama Nile Red yang dimasukkan ke setiap botol—sebuah teknik yang dikembangkan baru-baru ini oleh sejumlah ilmuwan Inggris untuk melacak keberadaan plastik di air laut.
Kajian sebelumnya menemukan bahwa bahan pewarna itu melekat pada partikel plastik dan membuatnya menjadi berpendar di bawah sorotan cahaya tertentu.
Profesor Mason dan kolega-koleganya kemudian menyaring sampel partikel plastik dan menghitung setiap kepingan berukuran di atas 100 mikron—kira-kira setara dengan diameter sehelai rambut manusia.