Jadi Tersangka, Ini Perjuangan Hidup JR Saragih Mulai dari Tukang Semir hingga Buruh Galian Pasir
Ia menjadi tukang semir sepatu, kernetnya kernet (pembantu kondektur bus), hingga montir sepeda motor.
Baca: Data Nasabah Bocor? Begini Tanggapan OJK
Di Munthe pula ia mulai melihat banyaknya pemuda Karo yang merantau. JR Saragih pun bertekad untuk merantau. Ia ingin memperbaiki kehidupannya. Bagi JR Saragih, jika orang lain bisa maka ia pun harus bisa.
Pada tahun 1984, JR Saragih berhasil menamatkan pendidikan SMP di Kutambaru. Ia pun memutuskan merantau sekaligus melanjutkan pendidikan SMA ke Jakarta.
Di wikipedia dikisahkan, JR Saragih lantas hidup mandiri dengan kos di Jakarta dan melanjutkan pendidikan di SMA-1 Prasasti, Kemayoran, Jakarta Pusat. Untuk mencukupi kebutuhan dan biaya sekolah, JR Saragih bekerja serabutan.
Pekerjaan sebagai buruh galian pasir pernah ia lakoni sepulang sekolah. JR Saragih bekerja sebagai buruh galian pasir milik Puskopad (Pusat Koperasi Angkatan Darat). Beberapa lama bekerja memeras keringat dengan menambang pasir, JR Saragih mendapat tawaran bekerja paruh waktu di Pusat Primer Koperasi Mabes TNI AD.
Tawaran ini, ternyata menjadi titik balik kehidupan JR Saragih. Kegigihan, sikap pantang menyerah dan kerja keras yang ia tunjukkan menjadikan banyak petinggi TNI AD yang simpatik atas kegigihannya tetap bersekolah dengan menjalani berbagai pekerjaan kasar.
Baca: Ini Rahasia Tenaga Ekstra Messi Bungkam Chelsea
Baca: Kesaksian Dokter RS Medika Permata, Terungkap Fredrich Pesan Diagnosa Sakit Novanto
Baca: Audisi The Voice Kids Indonesia Season 3 Hadir di Balikpapan, Catat Tempat dan Harinya
Selulus SMA, atas saran para petinggi TNI AD, JR Saragih mendaftar sebagai taruna Akademi Militer di Magelang.
Persiapan dan kerja kerasnya menuai hasil. Ia diterima dan lulus dari Akmil hingga memulai kariernya sebagai seorang perwira TNI.
Sejumlah penugasan pernah dijalaninya antara lain jadi personel elite Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) dan Komandan Subdenpom Polisi Militer Angkatan Darat (POMAD) Purwakarta, Jawa Barat.
Usai menjalani tugas sebagai Komandan POMAD, JR Saragih memutuskan untuk mengakhiri kariernya di militer. Ia memilih mengembangkan usaha yang sudah dirintisnya: klinik kesehatan di Purwakarta.
Sebuah klinik yang dia dirikan dengan mengumpulkan gajinya demi membantu warga yang kesulitan mengakses mahalnya layanan kesehatan.
Baca: Tertinggal 2 Gol, Ini Strategi Striker AC Milan Hadapi Arsenal