Jadi Tersangka, Ini Perjuangan Hidup JR Saragih Mulai dari Tukang Semir hingga Buruh Galian Pasir

Ia menjadi tukang semir sepatu, kernetnya kernet (pembantu kondektur bus), hingga montir sepeda motor.

Editor: Amalia Husnul A
KOMPAS.com / Mei Leandha
JR Saragih dinyatakan tak memenuhi syarat untuk maju menjadi calon gubernur Sumatera Utara, Senin (12/2/2018). (KOMPAS.com / Mei Leandha) 

Baca: Jangan Main-main di Negara Ini, Perempuan Keguguran Dipenjara 15 Tahun

Baca: Pengemudi Kubur Mobil untuk Hilangkan Jejak Setelah Tabrak Lari

Baca: Pimpinan DPRD: Tarif Jembatan Tol Jangan Membebani Masyarakat

JR Saragih menilai SBY adalah figur yang bersih, cerdas, dan santun. JR Saragih belajar banyak dari figur SBY bagaimana bersikap santun dan tenang sebagai pemimpin untuk mengambil keputusan. 

Partai Demokrat adalah partai pertama JR Saragih karena ia memang mengidolakan SBY sejak lama.

“Saya melihat figur pemimpin ada pada sosok SBY. Apa pun yang dikatakan orang,  beliau terus bekerja dalam diam. SBY adalah idola saya. Saya lihat Pak SBY tidak punya kepentingan pribadi, kepentingannya hanya untuk bangsa dan negara,” ujar JR Saragih saat ditanya mengapa ia tak mau masuk partai politik selain Demokrat, meski banyak partai yang menawarkan jabatan penting padanya.

Belajar dari sikap SBY itu pun, JR Saragih lebih banyak bekerja dibanding bicara. Sejak terpilih sebagai bupati, hampir seluruh waktunya dihabiskan membangun Simalungun. Para kader Demokrat Sumut mengatakan “Bagi JR Saragih, setiap hari adalah hari Senin”.

Ia bangun saat langit masih gelap dan tidur saat langit sudah sangat gelap.

Baca: Hendro Sampaikan Gubernur Ada di PPU, Bawaslu Masih Tunggu Laporan

Baca: Siapa Sangka, Pria Lansia Ini Kendalikan Pengiriman Sabu ke Indonesia dari Penjara

Baca: Warga Temukan Goa di Gunung Selili, Diduga Peninggalan Zaman Jepang

Meski keluarganya juga tinggal di Simalungun, boleh dibilang hanya beberapa kali ia berada di tengah keluarga dalam sebulan. Waktunya benar-benar habis di berbagai pelosok Simalungun.

Maka wajarlah jika rakyat mempercayainya memimpin Simalungun dua periode. Wajar pula Simalungun bahkan Kota Pematang Siantar (yang berada di tengah Simalungun) “membiru” karena masyarakat tahu pasti: JR Saragih adalah kader Partai Demokrat.

Kini JR Saragih adalah satu dari delapan tokoh yang mendaftarkan diri ke Partai Demokrat Sumut, sebagai calon kandidat untuk Pilgub Sumut 2018.

Atas pendaftarannya itu, JR Saragih menegaskan, semua keputusan ia serahkan pada Majelis Tinggi Partai Demokrat yang dipimpin SBY.

“Jika Partai Demokrat mengusung saya, maka saya lakukan yang terbaik. Saya berusaha memenangkan Pilgub Sumut 2018, bukan untuk saya. Kemenangan saya adalah kemenangan masyarakat dan kemenangan Partai Demokrat. Saya mencalonkan diri karena ingin memberi yang terbaik bagi masyarakat. Saya ingin rakyat sejahtera. Kalau masyarakat sudah melihat kerja kita baik, maka Partai Demokrat pasti akan bernasib baik,” JR Saragih menggarisbawahi.

JR Saragih menegaskan, ia tidak punya kepentingan pribadi apa pun sebagai seorang pemimpin.

“Mulusnya Muscab Partai Demokrat Serentak se-Sumut terjadi  karena para kader se-Sumut melihat ‘JR Saragih tidak punya kepentingan apa pun. JR Saragih hanya ingin membesarkan Partai Demokrat, membesarkan kita’,” JR Saragih menegaskan kiatnya dalam kepemimpinan di akhir perbincangan. (sumber: situs Partai Demokrat)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Getirnya Jalan Hidup JR Saragih, Pernah Jadi Tukang Semir Sepatu Hingga Kondektur Bus, http://medan.tribunnews.com/2018/03/15/getirnya-jalan-hidup-jr-saragih-pernah-jadi-tukang-semir-sepatu-hingga-kondektur-bus?page=all.

Editor: Fahrizal Fahmi Daulay

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved