Kesehatan
Seberapa Sering Kamu Mewarnai Rambut? Baca Pengalaman Wanita Ini yang Bisa Bikin Ngeri. . .
Akibatnya, semakin banyak tekanan pada diri kita yang dapat menimbulkan beberapa masalah pada penampilan.
Baca: Marak Peredaran Narkoba di Kaltara, Ini Janji Kapolda Indrajit
Hasil diagnosis itu juga menunjukkan bilirubin Chen 10 kali lebih tinggi dari ukuran normal yang membuat warna kulitnya menjadi kuning.
Menurut riwayat medis, Chen tak pernah minum obat apa pun yang berpotensi merusak hati.
Setelah diuji, ternyata penyebab utama sirosis hati yang dialami Chen adalah rambutnya yang rutin diwarnai selama bertahun-tahun.
Setelah menjalani pengobatan selama 20 hari, fungsi hati Chen membaik.
Baca: Pertamina Kenalkan Bright Gas Ukuran 220 Gram, Cocok untuk Rumah Makan Sushi!
Meski fungsi hatinya membaik, zat kimia yang terdapat pada pewarna rambut sudah telanjur mengendap di hatinya.
Parahnya, pengendapan zat kimia itu bisa meningkatkan risiko kanker hati.
Dokter menyampaikan kebanyakan pewarna rambut mengandung banyak jenis bahan kimia.
Saat kita mewarnai rambut, bahan kimia itu akan diserap oleh kulit dan masuk ke dalam tubuh.
Baca: Gara-gara Dirinya Pesbukers Ditegur KPI, Ini yang Dilakukan Ely Sugigi
Bahan kimia (racun) yang masuk dalam tubuh akan ditangani oleh hati.
Pada kasus Chen, dia sudah terlalu sering mewarnai rambutnya hingga membuat beban kerja hati terlalu berlebihan.
Racun dari zat kimia itu juga bisa menyebabkan mutasi sel yang akan berujung pada kanker kulit, kanker kandung kemih, leukimia, dan lain-lain.
Untuk kamu yang senang bahkan sudah terbiasa mewarnai rambut agar terlihat lebih muda atau cantik, lebih baik mulai kurangi kebiasaan itu.
Tapi jika terpaksa harus mewarnai rambut, pilihlah pewarna rambut alami.
Selain itu, beri jarak waktu minimal enam bulan untuk mewarnai rambut kembali. (Grid.ID/Hastin Munawaroh)