Edisi Cetak Tribun Kaltim
Dikenal sebagai Sosok yang Bengal, Diego Michiels Jadi Kapten Tim Borneo FC
Sejumlah pemain mentereng musim ini, Borneo FC juga dipimpin pelatih berpengalaman di pentas sepak bola Indonesia, Iwan Setiawan.
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
Baca: Laga Uji Coba Sabtu (24/3/30218), Ini Hasil Lengkapnya, 4 Kontestan Piala Dunia Kalah
Meskipun Diego terkenal dengan sikap bengal, Iwan mempertimbangkan sisi lain yang dimiliki Diego yaitu keterkaitannya dengan Borneo FC.
Diego tergolong pemain lama di Borneo FC yang sudah mengenakan seragam Pesut di dada selama empat tahun.
Bahkan pemain bernomor punggung 24 itu tergolong masih awet bersama Borneo FC kendati kerap bermasalah di dalam dan luar lapangan.
"Borneo FC itu identik dengan Diego. Borneo FC sudah begitu lama bersama Diego. Aura itu yang ingin saya ambil. Sehingga menunjuk Diego sebagai kapten tim," ujar Iwan.
Menurutnya secara teknis, Diego punya kemampuan yang baik sebagai pesepakbola.
Di posisinya, ia tergolong disiplin dalam memutuskan kapan harus melakukan overlapping dan kapan harus bertahan.
Apalagi diusianya yang semakin matang (27) tahun, Iwan masih percaya Diego bisa bertumbuh sebagai pribadi yang dewasa di dalam dan di luar lapangan.
Baca: Wah, Real Madrid Ditinggal 20 Pemainnya, Ada Apa?
"Jadi kapten Borneo FC dengan begitu Diego akan malu untuk gebug orang lagi. Jadi gitu ya. Dia bisa menunjukkan sikap dewasa," ungkap Iwan.
Diego termasuk pemain yang punya pengalaman baik di timnas maupun di klub. Namun jabatan kapten merupakan pengalaman pertamanya sebagai pesepak bola.
Kedekatannya dengan suporter Pusamania juga membuat Diego termasuk pemain kesayangan publik Samarinda.
Iapun tertantang untuk mengukir prestasi bersama Pesut Etam dan membanggakan nama Samarinda.
"Awalnya terkejut, tapi lama kelamaan sudah biasa. Ini pengalaman dan tantangan yang bagus untuk karir saya. Semoga biaa semakin membawa klub ini berprestasi di Liga dan level internasional," tutur pemain berdarah Belanda ini.
Kehilangan Terens Puhiri juga menjadi salah satu titik lemah Borneo FC.