Probosutedjo Tanpa Pesan Jelang Akhir Hayat

Tindakan itu dilakukan sebagai ungkapan rasa duka atas meninggalnya Probosutedjo, adik tiri Presiden RI ke-2, Soeharto.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Probosutedjo (kiri), adik kandung Mantan Presiden Soeharto, dan Siti Hardijanti Rukmana, putri sulung Soeharto, berdiri di dekat patung Soeharto setinggi 3,5 meter yang baru saja diresmikan di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta, Jumat (1/3/2013). Pada lahan seluas 3.800 meter persegi tersebut juga dibangun kembali rumah sejarah Soeharto sebagai penanda tempat kelahiran Presiden ke-2 Republik Indonesia tersebut. 

TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Bendera Merah Putih setengah tiang dikibarkan di depan Museum atau Memoriam Soeharto di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Senin (26/3/2018).

Tindakan itu dilakukan sebagai ungkapan rasa duka atas meninggalnya Probosutedjo, adik tiri Presiden RI ke-2, Soeharto.

"Setengah tiang ini untuk penghormatan bagi Pak Probosutedjo yang meninggal hari ini," ujar pengelola Museum HM Soeharto, Sarwanto, ditemui di kompleks museum, Senin siang.

Rindang Sari Kurniwati atau Wati, anak keempat Probosutedjo menyatakan, ayahnya dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, sejak Kamis (23/3). Saat dibawa ke rumah sakit, Probosutedjo yang berusia 87 tahun, dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Kondisi tersebut berlangsung hingga Probosutedjo mengembuskan napas terakhir, sekitar pukul 07.10 WIB. "Tidak ada (pesan terakhir) karena beliau sudah lama sakit. Waktu dibawa ke RSCM beliau memang sudah tidak sadar," ujar Wati di rumah duka di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Wati mengatakan bahwa pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepulangan Probosutedjo ke Sang Pencipta. "Kami memang sudah mengikhlaskan karena beliau sudah sakit cukup lama," katanya. Pihak keluarga menyatakan, Probosutedjo mengidap kanker tiroid selama 20 tahun terakhir.

Kanker tiroid adalah pertumbuhan sel yang tidak normal pada kelenjar tiroid. Tiroid adalah kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher. Kelenjar ini mengeluarkan hormon-hormon yang mengatur metabolisme, pertumbuhan, suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, berat badan, dan lainnya.

Dari RSCM, jenazah Probosutedjo disemayamkan di kediamannya di Jalan Diponegoro sebelum diterbangkan ke Yogyakarta. Jenazah Probosutedjo akan dimakamkan di dekat makam orangtuanya di Kemusuk, Bantul.

Rencananya, permakaman Probosutedjo akan dilaksanakan Selasa (27/3) ini.Selama jenazah disemayamkan di rumah keluarga Probosutedjo di Jalan Diponegoro, para pelayat berdatangan.

Di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla yang datang bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani. Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, Menko Polhukam Wiranto, dan Titiek Soeharto juga hadir di rumah duka.

Jusuf Kalla mengatakan Probosutedjo adalah pengusaha yang ulet. "Beliau adalah pengusaha yang ulet, punya jiwa sosial yang kuat dan rajin," ujarnya. Ia juga menyatakan, sosok yang bisa merangkul para pengusaha lainnya.
JK juga mengatakan keteguhan almarhum sangat patut ditiru. 

"Keteguhannya dalam mendekatkan rekan-rekan pengusaha-pengusaha nasional dan pribumi," ucapnya.
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, juga datang dan memberikan penghormatan terakhir kepada Probosutedjo. Menurut Sandiaga, Probosutedjo adalah pengusaha yang berkomitmen pada kemandirian.

"Beliau salah satu Ketua Umum Perhimpunan Pengusaha Pribumi yang paling berpengaruh dan menanamkan prinsip pengusaha harus berjiwa rasionalis dan berdiri di atas kaki sendiri," kata Sandi.

Sandi juga menyatakan Probosutedjo memiliki jasa besar di bidang pertahanan pangan. "Saat banyak pengusaha Indonesia belum berfokus di industri pertanian, beliau fokus di industri pertanian dan sampai sekarang terlihat jelas hasil karya beliau dalam menyokong ketahanan pangan," ujarnya.

Pihak keluarga Probosutedjo mengatakan almarhum tak meninggalkan pesan terakhir jelang berpulangnya ke Allah SWT.

Anies Baswedan menyatakan Probosutedjo berjasa di bidang pendidikan karena telah mendirikan Universitas Mercubuana.

"Di sana ribuan anak dididik, ini insya Allah dicatat sebagai amal jariah bagi Pak Probosutedjo, kita semua kehilangan," ujar mantan Rektor Universitas Paramadina itu.

Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, yang juga melayat ke rumah duka menyatakan, Probosutedjo pantas disebut anak pahlawan. Sang Ayah, Kiai Atmopawiro, adalah orang yang melindungi Letkol Soeharto yang di kemudian hari menjadi Presiden ke-2 RI.

"Beliau adalah putra Lurah Kemusuk. Bapaknya dibunuh oleh Belanda karena melindungi Pak Harto pada saat perjuangan. Jadi, beliau adalah anak pahlawan," katanya.

Probosutedjo lahir di Desa Kemusuk, Bantul, pada tanggal 1 Mei 1930 sebagai anak kelima dari delapan bersaudara. Ayahnya adalah Atmoprawiro dan ibunya bernama Soekirah. Ketika berusia enam tahun, Probosutedjo diberi tahu bahwa dia juga memiliki seorang kakak yang tinggal di Wuryantoro, Wonogiri, Jateng.

Ketika usianya bertambah, Probosutedjo semakin mengerti bahwa dia dan Soeharto adalah saudara seibu. "Tidak saya duga sama sekali, saudara kandung yang "terlambat" hadir dalam hidup saya ini kelak justru menjadi saudara dekat. Teramat dekat," ungkap Probosutedjo seperti dikutip dari hmsoeharto.com.

Tatkala Soeharto menjadi orang nomor satu di Indonesia, ada pihak yang meragukan hubungan kekerabatan Soeharto dan Probosutedjo.

"Banyak orang menyangsingkan status saya sebagai adik Mas Harto. Berbagai suara menyebutkan saya hanya sudara jauh. Bahkan ada yang mengatakan saya tak lebih dari saudara tiri yang tak ada hubungan sedarah sama sekali. Malah ada juga yang menduga, jangan-jangan saya malah bukan siapa-siapanya Mas Harto," ungkapnya.

"Menghadapi pernyataan-pernyataan itu, saya hanya tersenyum. Mas Harto, atau Soeharto, Presiden RI ke-2, adalah saudara, yang terlahir dari rahim Ibu yang juga mengandung saya. Seseorang yang bukan saja menjadi dekat fisik, tapi juga batin. Kami adalah dua orang dengan perbedaan karakter yang sangat jelas. Mas Harto adalah batu karang yang kukuh dan diam. Saya adalah gelombang yang menghempas-hempas. Namun, dasar nurani kami memiliki warna yang nyaris sama."

Di Desa Kemusuk itu pula, Probosutedjo mendirikan Museum Jenderal Besar HM Soeharto yang diresmikan 8 Juni 2013 oleh dirinya. Museum seluas 3.620 meter persegi itu didedikasikan untuk kakak tirinya. Isinya, tentang 32 tahun kepemimpinan Soeharto.

Bagi warga Kemusuk, Bantul, Probosutedjo adalah sosok yang sederhana. Bibit (78), teman almarhum Probosutedjo mengatakan, setiap pulang ke Kemusuk, Probosutedjo kerap mengundang tetangganya untuk makan bersama.

"Setiap pulang ke sini mengajak makan bersama. Lauknya tempe tahu, ayam kampung, macam-macam. Kadang soto, sayur bobor khas orang kampung," ujarnya, Senin.

Bibit menyatakan, Probosutedjo juga kerap membantu pembangunan pagar rumah warga hingga mendirikan sekolah dari TK hingga perguruan tinggi di antaranya SMA Mercu Buana, sekolah pertanian, dan Universitas Mercu Buana Yogyakarta. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved