Ratusan Anak Samarinda Antusias Dengar Dongeng tentang Orangutan, Burung Enggang, dan Pesut
Dini berharap, anak-anak tidak kehilangan jati dirinya lantaran tergerus pesatnya arus informasi seperti saat ini.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Lebih 100 anak antusias menyimak dongeng yang diceritakan Bunda Fitri dan Kak Icha, dari Kampoeng Dongeng Etam.
Dongeng tersebut digelar Alfamidi Samarinda, Kamis (29/3/2018), dalam rangka memperingati Hari Dongeng.
Di hadapan ratusan anak, Bunda Fitri dan Kak Icha bercerita tentang persahabatan. Tokoh dalam dongeng tersebut adalah satwa-satwa langka Kaltim.
Dongeng pertama menceritakan persahabatan antara Orangutan dan Burung Enggang. Pesan moral yang terkandung dalam dongeng tersebut adalah tiap diri memiliki potensi masing-masing. Dan, tiap-tiap potensi tersebut harus senantiasa diasah.
Sementara, dongeng kedua menceritakan persahabatan antara Orangutan dan Pesut. Pesan moralnya, setiap individu harus bisa menerima kekurangan sahabatnya.
Baca juga:
Ada Belasan Ribu 'Jalan Tikus' di Perbatasan, Panglima TNI: Soliditas TNI - Polri Mutlak Diperlukan
Bawaslu Kaltim Hentikan Kasus Dugaan Pelanggaran Jadwal Kampanye Gubernur, Ini Pertimbangannya
Pilih Dejan Antonic, Presiden Borneo FC Berikan Pesan Untuk Pusamania
Kunjungi Pulau Sebatik, Kapolri dan Panglima TNI Tinjau Patok III
"Kegiatan ini merupakan program sosial Alfamidi. Kegiatan sosial ini kita gelar setiap bulan dengan acara yang berbeda. Kebetulan Maret ini merupakan Hari Dongeng, ya kita gelar dongeng untuk anak-anak," kata Eka Dini Oktaviyanti, Branch Loyalty Alfamidi, Samarinda.
Seusai dongeng, ratusan anak-anak TK dan Paud ini diuji dengan kuis-kuis berhadiah. Materi pertanyaannya seputar nama-nama benda.
"Kita sebut kata kuncinya, dan anak-anak menebak, dalam Bahasa Inggris," kata Dini.
Dini berharap, anak-anak tidak kehilangan jati dirinya lantaran tergerus pesatnya arus informasi seperti saat ini.
"Semoga anak-anak generasi sekarang tetaplah menjadi anak-anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Semoga anak-anak zaman sekarang tetap mengenal jati diri bangsanya lewat dongeng cerita rakyat yang sarat nilai edukasi positif dan tidak terkontaminasi dengan tontonan yang tidak layak untuk dikonsumsi," tutur Dini. (*)