Tragedi Tumpahan Minyak di Balikpapan

Korban Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan Sempat Dibujuk Sang Adik tak Pergi ke Laut

jenazah Imam sudah dikebumikan sekitar pukul 10.00 Wita. Sanak famili dan rekan korban ikut mengiringi kepergian korban

Penulis: Budi Susilo | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim/Budi Susilo
Prosesi pemakaman jenazah Imam Nur Rohim korban tumpahan minyak Teluk Balikpapan di pekuburan Asrama Bukit pada Minggu (1/4/2018) pagi.  

"Mau bagaimana pun kalau dilarang memancing tetap tidak didengar. Sudah sangat mencintai memancing. Waktu meninggal kena kebakaran di Teluk Balikpapan korban memakai kaos komunitas memancingnya," katanya. 

Saat sebelum meninggal dunia, Imam tidak memberikan pesan apa pun. Kecurigaan akan pergi tinggalkan keluarga untuk selamanya pun tidak ada. 

Kala mendengar ada kebakaran di tengah lautan Teluk Balikpapan, keluarganya sudah tahu informasinya dari berbagai obrolan tetangga dan masyarakat sekitar serta media massa online. 

"Kami tidak mengira akan ada korban jiwa. Sekalinya ada informasi dari keponakan juga dari kepolisian, nyatanya ada korban ternyata si Imam. Kami semua kaget. Rasa tidak percaya kalau Imam yang jadi korbannya," ujarnya. 

Baca: Heboh! Bak Gulungan Ombak, Fenomena Awan di Kutai Barat Bikin Takjub Sekaligus Merinding

Sekarang ibarat nasi telah menjadi bubur, keluarga sudah merasa ikhlas atas meinggalnya Imam dalam peristiwa kebakaran tumpahan minyak di Teluk Balikpapan. 

"Istri Imam masih merasa sedih. Masih menangis terus. Dari tadi hanya menangis, badannya lemas, sedih yang mendalam," ungkap Syahril. 

Sebelum dimakamkan di pekuburan belakang lapangan Foni, di rumah kediaman korban tumpahan minyak ini di sudah ramai para pelayat termasuk di antaranya Plt Walikota Balikpapan Rahmad Mas'ud. 

Rumah almarhum  berada dibilangan Gang Sampurna, Jalan Wain RT 97 Kelurahan Kebun Sayur, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. 

Pengamatan Tribunkaltim.co jenazah didoakan di ruang tamu. Andi Rohani Baso, sang istri almarhum yang kenakan kerudung hitam nampak duduk di samping jasad almarhum mendoakan sepenuh hati suaminya. Keluarga ini telah dikaruniai anak satu wanita berusia sekitar 10 tahun.

Sehari-harinya, almarhum Imam Nur Rohim bekerja sebagai tukang bordir dengan cara manual dan teknologi komputer. Nama usahanya disebut Imata Bordir. Konsumennya sering datang datang dari orang pribadi atau kelembagaan organisasi.

Saat jenazah dibawa ke sebuah mushollah, yang akan disholatkan, nampak istri almarhum tidak kuasa menahan air matanya. 

Baca: Di Arab Saudi, Mengintip Ponsel Pasangan Tanpa Izin Bisa Didenda Rp 1 Miliar

Kesedihan mendalam mengental dalam raut wajah istri almarhum. Sanak famili memeluk istri Imam yang sempat lemas lunglai tidak kuasa menahan kesedihan suaminya yang meninggal dunia. 

Selama ini almarhum dikenal pribadi yang royal dermawan. Hal ini terungkap oleh Suparno, sahabat almarhum, saat bersua dengan Tribunkaltim.co di pelataran rumah almarhum. 

"Imam itu orangnya royal. Kalau lagi punya banyak suka mengajak teman dan sahabatnya. Sering mengajak makan ikan sampai memancing. Semua Imam yang tanggung," ungkapnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved