Derita Korban Penyanderaan, Setiap Hari Dengar Ledakan Bom
Setiap hari sampai tanggal 26 Desember (2017), kita tidak pernah tenang. Pesawat mem-bom, dan pertempuran hanya berjarak 1-2 kilometer
Isak tangis, dan air mata haru pecah tatkala pihak keluarga dipertemukan dengan para korban sandera kemarin. Amatan Tribunnews.com, senyum dan wajah bahagia mengemuka di wajah para korban dan pihak keluarga. Para korban langsung bertukar pelukan dan salam dengan keluarga masing-masing.
Salah satu korban yang mengendong anak laki-lakinya tampak tak bisa menahan air matanya melihat sang suami kembali. Namun, anak itu tak merespon ajakan sang ayah ketika ia ingin menggendongnya.
Anak itu memilih bersembunyi dalam dekapan ibunya. Sang ayah hanya bisa tersenyum melihat hal ini dan kembali memandang sang istri yang berjilbab biru gelap. Retno yang turut menyaksikan peristiwa tersebut, mencoba menghibur korban sandera. "Nggak mau digendong ya? Udah lama nggak ketemu sih ya. Berapa lama bu?" tanya Menlu Retno.
Ada pula di antara para korban sandera, terdapat laki-laki yang terlihat paling muda dari para korban lainnya. Jika yang lain adalah pria kelahiran antara tahun 70 hingga 80-an, Waskita Ibi Patria merupakan pria kelahiran tahun 1995.
Pria asal Tegal ini nampak menyalami dan mencium keluarganya, pun demikian dengan keluarga korban lainnya. Usai acara, para korban pun larut dalam pembicaraan 'intim' bersama pihak keluarga. Tawa dan senyum tak bisa dipisahkan dari mereka saat ini.
"Terima kasih kepada Bu Menlu, Pak Iqbal (Direktur Perlindungan WNI dan BHI), Pak Jokowi, KBRI Tripoli, dan semua pihak yang membantu," ujar Ronny. (*)