Pilpres 2019
Panglima Santri Ini, Deklarasi dan Diberi Mandat Jadi Cawapres 2019
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin, mengunjungi Pondok Pesantren Al-Muttaqin.
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Nalendro Priambodo
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin, mengunjungi Pondok Pesantren Al-Muttaqin, Balikpapan, Selasa (3/4/2018).
Kehadiran Cak Imin untuk dalam rangka deklarasi sekaligus menerima mandat dari kalangan Nahdiyin Kaltim, untuk maju sebagai calon wakil presiden 2019 mendatang.
Tiba menumpang Toyota Alphard kelir putih, Cak Imin langsung diserbu santri dan anggota sayap partai yang berebut salam dan foto bersama.
Lantunan qasidah Ya Muhaimin Ya Salam mengiringinya menuju kursi depan bersama para pimpinan partai dan kyai lainya.
Baca: Begini Sebutan Aliran Uang Proyek untuk Bupati hingga Legislatif di Kabupaten Kukar
"Yang kita sambut panglimanya santri, kalau datang wajar menyambut,"ujar M Rasyid mewakili Nahdatul Ulama Kaltim.
Cak Imin, sempat didaulat sebagai panglima santri nusantara, oleh ribuan santri di Kabupaten Jember, November tahun lalu.
Ia dinilai berhasil memperjuangkan penetapan hari santri nasional yang jatuh tiap 28 Oktober, serta, dianggap memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan dunia pondok pesantren.
Baca: Besan Presiden Jokowi Meninggal Dunia, Ini 4 Fakta Tentang Ayahanda Selvi
Rasyid bercerita, selama ini, santri identik dengan pakaian muslim, berpeci dan bersandal jepit sederhana.
Namun, seiring perkembangan zaman, kemampuan politik dan kerja administrasi, makin banyak jebolan pondok pesantren yang masuk di pemerintahan, menjadi politisi dan anggota dewan.
Termasuk dirinya, khususnya Cak Imin, mantan kader pesantren yang sudah malang melintang jadi politisi, anggota dewan, Menteri Tenaga Kerja dan terakhir Wakil Ketua MPR RI.
Baca: Tewasnya Santri Ponpes, Kepolisian Tetapkan Seorang Temannya Jadi Tersangka, Tapi. . .
Setelannya sedikit berubah, lebih formal namun tetap punya jiwa santri.
Muhaimin waktu itu, datang dengan setelan peci hitam, kemeja putih, celana kain kain biru muda, beralas kaki, sepatu kulit hitam tanpa tali.
"Sekarang, panglima pakaiannya ringkas makanya pakai sepatu,"ujarnya menyapa Cak Imin.
Rasyid mengapresiasi langkah pencalonan Cak Imin sebagai Cawapres mewakili kaum Nahdiyin pada pemilu 2019 mendatang.
Baca: Dulu Sekali Panen Dapat Puluhan Juta, Merasa tak Berkah Petani Ganja Ini pun Banting Stir
"NU punya kewajiban mengawal dan membangun negara,"ujar pimpinan pondok pesantren Al Mujahidin, Samarinda itu.
Di podium, Cak Imin, sempat mengeluhkan suaranya habis, setelah mengunjungi deklarasi serupa di berbagai pondok pesantren di Indonesia.
Mulai dari dari Depok, Tasikmalaya, Sidoarjo, alim ulama se-Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Balikpapan.
Ia bersyukur bisa bertemu dengan alim ulama di berbagai daerah, termasuk ulama se-Kaltim kali ini.
"Semoga ini membawa keberkahan, perjuangan kita bersama. Terimakasih atas mandat yang diberikan,"ujar Muhaimin sesaat setelah pembacaan naskah deklarasi Cak Imin Cawapres 2019 oleh perwakilan santri dan alim ulama. (*)