72 Tahun Merdeka tapi Menderita, Beginilah Harapan Suku Asmat kepada Sang Panglima Perang
Pesawat itu hanya mendarat di Distrik Ewer dan harus melanjutkannya dengan mengarungi jalur sungai selama sekitar 20 menit.
Sebenarnya kami bisa mendarat di Pelabuhan Agats.
Namun, karena personel TNI dan Polri sedang melakukan gelar pasukan di lapangan pelabuhan sebagai persiapan kedatangan rombongan presiden, maka Kapten TNI Yanuar membawa kami ke Ewer untuk melanjutkan perjalanan dengan speed boat.
Usai sekitar 15 menit terombang-ambing di Sungai Asewetsj, speed boat berkapasitas 4 orang bersandar di pelabuhan kecil di Agats.
Baca: Fadli Zon Bandingkan Putin dan Jokowi: Ada yang Sibuk Pencitraan naik Motor Hujan-hujan

Kami menemui persoalan baru. Ponsel pintar yang kami bawa tidak mendapatkan jaringan sehingga kesulitan menghubungi rekan yang sudah terlebih dahulu datang ke Agats.
"Di sini handphone bagus enggak bisa, Mas. Bisanya handphone kayu (ponsel GSM)," celetuk seorang pemuda berparas suku Jawa di gubuk, tepi pelabuhan.
Salah seorang rekannya yang berparas orang Papua nyeletuk, "di sini memang sulit sinyal. Kadang muncul, kadang 'trada' (tidak ada)."
Saya membalas dengan senyum sambil mengangguk.
Dalam hati, saya bergumam, "kalau di Ibu Kota Kabupaten ini saja sulit sinyal, bagaimana dengan 23 distrik lain di Asmat?"
Benar saja, dari Fabio, jurnalis Kompas yang saya temui kemudian mengungkapkan bagaimana buruknya jaringan telekomunikasi di Asmat, bahkan berdampak pada kematian warga saat kejadian luar biasa wabah penyakit campak dan gizi buruk di sana.
Baca: Jokowi Presiden Pertama yang Injak Tanah Asmat, Ini yang Dilakukannya di Kota Agats
"Seringkali ada pasien wabah penyakit, dia sudah sakit parah ya, akhirnya meninggal karena mau hubungi orang di kota panggil ambulans bagaimana? Sinyal tidak ada," kata Fabio.
Media lokal Papua, Maret 2018, sempat memberitakan Pemerintah Kabupaten Asmat berupaya meningkatkan pelayanan jaringan telekomunikasi agar informasi masalah di daerah itu segera diketahui dan dicarikan solusinya.
Namun pengalaman kami di sana tidak selaras dengan berita itu. Sinyal 4G sempat kami dapat pada sore hari.
Saat itu kami manfaatkan betul untuk mengirimkan materi berita berupa teks, foto dan video.