Teror Bom Surabaya
Pelaku Bom di Surabaya Tiap Minggu Didoktrin Terorisme, Anak Mereka Dilarang Sekolah
Para pengebom itu saling mengenal satu sama lain. Kapolda Jatim, Irjen Pol Machfud Arifin menjelaskan
Kapolda menambahkan ada seorang anak Anton Febrianto yang tak mau ikut kelompok itu. Dia memilih ikut neneknya dan memutuskan untuk bersekolah.
Machfud menerangkan, para pelaku kompak melakukan serangan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo ini lantaran ini ingin masuk surga.
"Mereka (pelaku) ini ingin masuk surga bareng bareng," terang Machfud.
Menurut Kapolda, saat ini Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror tengah memburu sosok yang menjadi guru dari Dita.
"Ada dua orang yang sedang dikejar, mudah mudahan cepat ditangkap. Dua orang ini perannya sangat penting," jelas Machfud.
Warga keluar rumah
Saat dilakukan penggeledahan di rumah Tri Murtiono, warga diminta mengosongkan rumahnya karena alasan keamanan.
"Tolong semua warga mengosongkan rumah hingga radius 350 meter, ini untuk keselamatan kita bersama," ujar polisi melalui pengeras suara.
Seketika warga yang sebelumnya bertahan di dalam rumah langsung keluar.
Mereka menjauh hingga radius yang di tentukan. "Ayo Bu cepat menjauh, ini katanya ada bom di sana (menunjuk ke arah kontrakan Tri Murtiono)," ucap seorang warga pada warga yang lain.
Pada awal penggeledahan hanya terdapat satu mobil Tim Gegana, namun pada sekira pukul 12.50 WIB ada satu tambahan mobil gegana di area penggeledahan.
Selang 10 menit kemudian, satu unit mobil pemadam kebakaran muncul dan menarik selang air hingga di area depan rumah kontrakan Tri Murtiono.
Beberapa saat sebelum melakukan aksi bom bunuh diri, Tri Murtiono ternyata masih sempat memesan air galon. Ia bahkan menceramahi penjual air galon yang mengirim barang ke rumahnya.
Kasida (54), penjual air galon mengungkapkan, Tri Murtiono memesan air galon pada Minggu malam. "Saya antarkan pesanan pada Senin pagi, sekitar pukul 06.00," ujar Kasida.
Saat obrolan tersebut terjadi, diluar dugaan, Kasida juga diceramahi dan mendapat pengertian tentang agama dari Tri Murtiono.
"Ia bilang hidup itu dipasrahkan saja pada Allah, jangan terlalu mengejar dunia. Ia juga menyampaikan beberapa Hadist, tapi karena saya juga kurang paham hanya manggut manggut saja," ucapnya.
Sekira 30 menit mengobrol, Tri Murtiono mengaku hendak segera berangkat kerja. Kasida baru tahu Tri menjadi pengebom bunuh diri ketika sejumlah polisi mendatangi rumah tersebut Senin malam. (surya/tim)