KPPU Ungkap Dua Penyebab Harga Ayam Broiler Balikpapan Meroket
"Di tempat ternak harga hanya Rp 18 ribu per ekor, sampai diujung pasar jatuhnya mahal bisa sampai harga Rp 40 ribu," ungkapnya.
Penulis: Budi Susilo |
Lagi pula kini yang sedang bermasalah, terdapat aturan dari Menteri Kesehatan yang mengeluarkan larangan penggunaan antibiotik kepada ayam ternak broiler.
Setiap peternak dilarang keras menggunakan antibiotik untuk ayam broiler demi kesehatan konsumen. Ayam yang diberi antibiotik memiliki pengaruh bagi kesehatan manusia saat dimakan ke dalam tubuh.
Akibat adanya pelarangan penggunaan antibotik di ayam broiler maka mempengaruhi di kalangan peternak ayam. Anggaran yang dikeluarkan jadi lebih besar.
"Tak pakai antibiotik mempenguruhi ke ayam jadi banyak konsumsi, pakan ayam jadi lebih banyak dan daya tahan melemah sehingga ayam rentan mati," ungkapnya.
Maka tidak heran, banyak ayam yang mati kemudian terjadi ketidakseimbangan pasar.
"Yang matinya banyak, pasokan ayam jadi lebih sedikit. Harga mahal di pasaran," tutur Abdul.
Kedepan KPPU Balikpapan akan mengkaji harga ayam broiler di retail modern yang lebih murah sebesar Rp 28 ribu per kilogram.
Sementara di pasar tradisional ayam broiler bisa sentuh angka sampai Rp 60 ribu per ekor.
"KPPU akan meminta keterangan dari pola distribusi di ritel modern. Kami akan melihat kenapa harga bisa murah. Atau memang membeli jauh hari disimpan di coldstorage (kulkas). Nanti ini bisa jadi acuan bagi keseimbangan pasar ayam di Balikpapan," tegasnya.
Selain itu, tambah Abdul, berencana juga bakal diterapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) ayam broiler di tingkat produsen sampai di pasar eceran.
"Penerapan HET di pasar tradisonal masih susah untuk dilakukan," ujarnya.
Baca juga:
Dicoret 2 Kali dari Skuat Belgia Jelang Piala Dunia, Ada Apa dengan Radja Nainggolan?
Gali Lubang Toilet Hingga Jadi Terowongan Sepanjang 70 Meter, Narapidana ini Justru Alami Hal Tragis
Waspadai Empat Potensi Kebakaran Selama Ramadan, Salah Satunya dari Mainan Musiman