Buntut Blokade Ponton Batu Bara, Danlanal: Pengusaha Harus Perhatikan Dampak Lingkungan di Laut
Nelayan yang merasa dirugikan, lantaran setiap melempar jaring bukan ikan yang didapat melainkan batu bara.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Komandan Lanal Balikpapan Kolonel Laut (p) Dewa Gede Oka Susila menyerukan kepada pengusah batu bara agar memperhatikan dampak lingkungan saat melakukan kegiatan operasional di laut.
Mengingat adanya aktivitas bongkar muat batu bara di tengah laut yang dianggap mencemari lingkungan.
Celakanya, lingkungan yang tercemar merupakan ladang pencaharian nelayan Balikpapan menangkap ikan di laut.
Baca juga:
Tolak Tambang Masuk Kampung, JATAM Minta Pemprov Kaltim Hormati Veto Warga Ongko Asa
Rakor Bersama Manajemen Maskapai Penerbangan, Kapolda Kaltim Dapat Temuan Soal Tiket Mudik
Ternyata Ini Alasan Ratu Elizabeth II Pernah Juluki Kate Middleton sebagai 'Putri Pemalas'
Mabes Polri: 8 Oknum Anggota Brimob yang Tusuk 2 Anggota TNI telah Ditangkap
"Saya berharap pada pihak pengusaha ke depan, dalam kegiatan usaha, memperhatikan faktor lingkungan. Agar nelayan melakukan aktivitas di laut tak terganggu," ujarnya.
Nelayan yang merasa dirugikan, lantaran setiap melempar jaring bukan ikan yang didapat melainkan batu bara, pada Sabtu (9/6/2018) lalu nekat memblokade ponton batu bara di perairan Manggar, Balikpapan.
Danlanal juga menegaskan, kepada pengusaha batu bara agar tak melakukan operasional di luar area yang telah ditentukan pemerintah.
Bilamana pihaknya mendapati kapal yang melakukan aktivitas bongkar muat di luar area yang ditentukan, maka mereka harus siap berhadapan dengan hukum yang berlaku.
"Kegiatan over shift batu bara dimuat di kapal selalu mengutamakan area yang ditentukan pemerintah. Agar tidak terjadi over lifting atau keluar dari batas yang ditentukan pemerintah," ungkapnya.
Baca juga: