Harga Aman Tak Bergejolak di Pasar Segiri, Hanya Stok Daging yang Sempat Kosong
Seperti bawang merah, di layar monitor tertera Rp 30 ribu per kilogram, sementara harga di pedagang Rp 35 ribu per kilogram.
Penulis: Doan E Pardede |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Harga sejumlah bahan-bahan kebutuhan pokok di Pasar Segiri di Jalan DR Sutomo Samarinda di H+5 Idul Fitri 1439 H / 2018 M, Rabu (20/6/2018) masih relatif normal.
Harga-harga ini, kini juga sudah bisa dipantau dari dua buah layar monitor yang terpasang pada salah satu sudut di dalam pasar tradisional terbesar di Kota Samarinda tersebut.
Dan berdasarkan pantauan Tribunkaltim.co, harga yang ditampilkan di layar monitor ini memang tak jauh berbeda dengan yang ditawarkan pedagang.
Seperti harga daging ayam, tertera Rp 30 ribu per Kilogram dan di tingkat pedagang harga 1 ekor ayam ukuran 1 - 2 Kg dijual seharga Rp 35 ribu - Rp 65 ribu.
"Kalau untuk ayam memang jarang sesuai. sering berubah-ubah, tapi kalau dirata-ratakan hampir samalah dengan di layar," ujar Nizar, salah seorang pedagang.
Yang sedikit berbeda, antara lain harga bawang merah, bawang putih, cabai merah daging dan beberapa komoditas lainnya.
Seperti bawang merah, di layar monitor tertera Rp 30 ribu per kilogram, sementara harga di pedagang Rp 35 ribu per kilogram.
Baca juga:
Testimoni Korban Selamat KM Sinar Bangun; Sudah Pasrah Bakal Mati, Selamat karena Sebuah Helm
Presiden Borneo FC Beri Motivasi Timnya di Latihan Pertama Usai Libur Idul Fitri
Inilah 9 Potret Hangatnya Kebersamaan Keluarga Uya Kuya saat Liburan di Amerika
Ombudsman Tak Lihat Ada Persoalan Administratif Pelantikan Iriawan; Meliala: tapi Kenapa Harus Dia?
Begitu juga dengan harga daging, yang di layar monitor tertera Rp 120 ribu per Kilogramnya namun harga di pedagang Rp 125 ribu per Kilogramnya.
Adi, pedagang daging menyebut bahwa secara umum, tidak ada lonjakan harga selama masa Idul Fitri 1439 H ini.
Bahkan tepat saat hari 'H' Idul Fitri lalu, harga daging sempat turun.
Dan berdasarkan pengalamannya, naik turunnya harga daging ini tidak terlalu berdampak pada penjualan. Berapapun harga daging, kata dia, pasti selalu dicari pembeli.
"Kalau dibandingkan dengan daerah lain, pembeli di Samarinda itu kan memang beda. Kalau daging naik ya tetap dibeli. Beda di daerah lain, kalau naik sedikit sudah langsung sepi," ujarnya.
Adi menuturkan, yang paling dikhawatirkan pedagang saat ini adalah terjadinya kelangkaan daging.
Seperti dua hari lalu, kata dia, pasokan daging sama sekali kosong. Penyebabnya, hampir seluruh daging yang dijual berasal memang dari peternak tradisional yang ada di Kaltim. Oleh karena itu, stok daging tidak bisa dipastikan selalu tersedia.
Idealnya, kata dia, pasokan daging memang didatangkan dari peternakan-petenakan besar yang ada di luar daerah seperti Sulawesi dan daerah-daerah lainnya. Namun sayangnya, kata dia, karena sejumlah kendala hal ini belum bisa direalisasikan.
"Kita ini kan beli daging dari masyarakat. Stoknya itu nggak menentu, berbeda dengan peternakan. Jadi mungkin kemarin karena masih Lebaran atau memang nggak ada yang mau dijual, jadi daging itu sempat nggak ada," ujarnya. (*)