Edisi Cetak Tribun Kaltim
Isran-Hadi Klaim Menang di 7 Kabupaten/Kota, Jaang pun Legowo Terima Kekalahan
Calon Gubernur Kaltim nomor urut 2 Syaharie Jaang mengaku sudah legowo menerima kekalahan pada Pilgub Kaltim 2018.
Penulis: tribunkaltim |
Ia pun ikut sampaikan beberapa hal yang pernah ia sampaikan saat masa kampanye lalu.
Tunggu KPU
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kaltim mengingatkan kepada masyarakat Kaltim untuk menunggu hasil perhitungan berdasarkan C1-KWK (sertifikat hasil perhitungan perolehan suara di TPS).
Hasil quick count membeberkan hasil perolehan sementara unggul paslon nomor 3 Isran-Hadi.
"Sebaiknya menunggu hasil penetapan hasil rekapitulasi perhitungan suara 8 Juli nanti," kata Sekretaris KPU Kaltim Syarifuddin Rusli, ditemui di KPU Kaltim, Samarinda, Kamis (28/6/2018).
Ia menegaskan, sampai saat ini belum dapat dipastikan jumlah angka pemilih golongan putih (golput).
"Data 1 juta atau 2 juta pemilih golput itu dapat darimana? Kami dari KPU Kaltim belum pernah merilis itu," ucap Ambi, sapaan akrabnya.
Menurut dia, berdasarkan data jumlah pemilih di Kaltim hanya 2.346.674 orang.
Sementara dari data jumlah pemilih yang telah menyalurkan hak pilih hingga sore tadi sekitar 1 juta orang.
"Kami meminta kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan isu yang berkembang, terkecuali itu merupakan pernyataan resmi dari KPU Kaltim sebagai pihak penyelenggara pemilu," imbau Ambi.
Untuk memastikan jumlah pemilih yang sah, perolehan suara dan jumlah golput, akan di paparkan saat rapat pleno yang diselenggarakan pada Juli mendatang.
"Berdasarkan tahapan, 7-8 Juli mendatang. Itu akan disampaikan secara resmi oleh KPU Kaltim mengumumkan jumlah pemilih, rekapitulasi perolehan suara Pilgub, dan jumlah golput," tuturnya.
Tingginya angka golput di Pilgub Kaltim ikut dikomentari Gubernur Kaltim Awang Faroek.
"Target nasional 77 persen, tetapi sampai malam tadi, Kaltim belum capai 50 persen. Saya tak tahu hasil akhirnya berapa, tetapi saya pesimis bisa capai 77 persen," ucapnya.
Apakah ada evaluasi khusus yang diinginkan Gubernur untuk KPU sebagai pihak pelaksana Pilkada, juga ikut dijawabnya. "Itu masyarakat yang menilai," ucapnya.
Pengamat politik Unmul, Herdiansyah Hamzah sampaikan harus ada pelacakan mengapa fenomena golput di Kaltim masih tinggi.
"Yang menarik itu partisipasi pemilih yang konon hanya sekitar 56 persen, artinya kurang lebih 1,2 juta saja dari total 2,3 juta DPT. Masih jauh dari target 77 persen. Ini tentu saja PR berat untuk 2019 nanti. Jadi mesti dilacak dengan baik kenapa fenomena Golput ini masih terlalu tinggi," ucapnya yang kerap di sapa Castro.
Ia pun ikut sampaikan apa hal saja yang harus dilakukam KPU.
Apakah golput juga indikasi tanda kecurangan ikut juga dijawab Castro.
"Golput itu hanya bertalian dua hal. Terkait kurangnya kesadaran politik dan rendahnya kepercayaan publik terhadap pemerintah, anggota DPRD dan parpol," ucapnya,
Di lain pihak, Komisioner KPU Kaltim, M.Syamsul Hadi, sampaikan bahwa akan ada evaluasi terkait Pilkada Kaltim.
"Selalu ada evaluasi pasca pemilihan, sebagaimana hasil Pemilu 2014 dan 2015 lalu. Masukan dan saran akan kami tindak lanjuti," ucap Syamsul. (*)