Pilgub Jawa Barat
Fenomena Baru di Pilgub Jabar, Dedi Mulyadi Ungkapkan Hal Ini
Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, menyebutkan fenomena baru muncul di pemilihan gubernur Jawa Barat tahun ini.
Gelombang peralihan dukungan itulah yang mengakibatkan ceruk suara Duo DM tergerus sampai hari pencoblosan.
Karakteristik pemilih Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi memang berbeda.
Dedi mengatakan, Deddy Mizwar memiliki basis pemilih yang banyak beririsan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pasalnya Deddy didukung oleh partai berbasis pemilih Islam itu saat berpasangan dengan Ahmad Heryawan di Pilgub 2013.
Awalnya PKS sendiri pernah mewacanakan untuk mendukung Deddy Mizwar dengan Ahmad Syaikhu untuk Pilkada Jabar tersebut.
Baca: Dilema Pengangkatan KM Sinar Bangun, Tetap Dievakuasi atau Tabur Bunga Doakan Korban?
Sementara itu lanjut Dedi, dirinya memiliki basis pemilih tradisional yang kuat.
Pemilih tersebut telah terpapar sosialisasi kemajuan Purwakarta.
Hal itu dibuktikan dengan dominasi Dedi Mulyadi di Purwakarta, Subang dan Karawang.
Selain itu, pinggiran Kabupaten dan Kota Bekasi pun menjadi basis pria yang lekat dengan iket Sunda makutawangsa itu.
“Ada kutub pemilih yang berbeda antara saya dengan Pak Demiz. Pemilih Pak Demiz banyak beririsan dengan PKS. Juga terkait partai pengusung Pak Demiz, mungkin belum sejalan dengan konstelasi Pilpres 2019. Sehingga, basis elektoral ini yang mengalihkan dukungan,” katanya.
Manuver SBY
Suara pengalihan dukungan tersebut menurut Dedi terjadi di Debat Publik II Pilgub Jabar di Depok Jawa Barat.
Saat itu, pasangan Sudrajat-Syaikhu memperlihatkan kaus bertuliskan #2019GantiPresiden.
Kondisi itu sebut dia, semakin diperparah dengan manuver Ketua Umum Partai Demokrat Soesilo Bambang Yudhoyono.
Dalam konferensi pers di Kota Bogor, SBY menyebut bahwa Pj Gubernur Jawa Barat M Iriawan menggeledah rumah dinas wakil gubernur.