Ketua Dewan OJK Membawa Banyak Program untuk Kaltim, Utamanya Obligasi untuk Infrastruktur
"Kami ke sini bawa rombongan besar. Karena kita juga bawa banyak program untuk Kaltim," kata Wimboh.
Penulis: Rafan Dwinanto |
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Rafan A Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kedatangan Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso ke Kaltim, disertai dengan sejumlah program.
Hal ini disampaikan Wimboh usai menjadi pemateri dalam Kuliah Pakar di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), Senin (2/7/2018).
"Kami ke sini bawa rombongan besar. Karena kita juga bawa banyak program untuk Kaltim," kata Wimboh.
OJK, kata Wimboh, akan memfasilitasi pembangunan infrastruktur di Kaltim melalui penerbitan obligasi daerah.
Diketahui, sejak beberapa tahun lalu, Pemprov Kaltim punya rencana menerbitkan obligasi untuk membiayai beberapa pembangunan infrastruktur.
"Ketentuannya (daerah bisa menerbitkan obligasi) sudah kita keluarkan," kata Wimboh.
Menurut Wimboh, daerah seperti Kaltim memerlukan sumber pendanaan lain untuk mengebut pembangunan infrastruktur.
Baca juga:
Ada Peluang Beraktivitas Kembali Bermodal Izin Sementara, Begini Respon Pengelola RM Tahu Sumedang
Lampiran Surat Edaran Pengurusan Syarat Kesehatan Calon Legislatif Tuai Polemik, Ini Penjelasan KPU
Tak Mau Terburu-buru, AHY Ungkap Sosok Capres Demokrat Kemungkinan Diputuskan di Menit Akhir
Tuding Ada Kampanye Terselubung, Gerindra Yakin Kasus Lembaga Survei Akan Terulang Saat Pilpres
"Kalau menggunakan dana yang ada saja (APBD), itu tidak cukup. Dengan obligasi, pembangunan infrastruktur bisa lebih cepat," urai Wimboh.
Selain itu, OJK juga akan memfasilitasi pelaku usaha kecil menengah (UKM) dengan pola cluster.
Tentunya, kata Wimboh, OJK akan membantu dari sisi permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Karena katanya di sini (Kaltim) potensi pertanian, perkebunan, perikanannya besar. Batu baranya juga besar potensinya. Jadi kita bantu melalui pendekatan cluster," kata Wimboh.
Sedangkan untuk pengusaha mikro, OJK bersama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), sudah menyiapkan Bank Wakaf Mikro. Bank tersebut khusus untuk pelaku usaha yang tak memiliki legalitas.
"Seperti penjual bakso, nasi goreng, mereka kan tidak bisa mengakses kredit perbankan. Nah, mereka ini kita siapkan permodalan di Bank Wakaf Mikro," ujar Wimboh.
Kaltim, kata Wimboh, memerlukan perhatian khusus. Ketergantungan Kaltim terhadap industri batu bara harus diatasi.
"Semoga ekonomi Kaltim kembali menggeliat," tutur Wimboh. (*)