Pilpres 2019
Ulas Logika Formal dan Dialektis, Andi Arief: Ini Alasan Demokrat Tak Pernah Kalah dalam Pilpres
Ia mengatakan jika AHY merupakan realitas yang masuk dalam level elektabilitas.
TRIBUNKALTIM.CO - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief berbicara mengenai logika formal dan dialektis terkait Pemilihan Presiden (Pilpres).
Dilansir TribunWow.com dari akun Twitter @AndiArief_ kicauan tersebut diunggah pada Selasa (17/7/2018).
Andi Arief awalnya menyinggung soal sosok Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017.
Ia mengatakan jika AHY merupakan realitas yang masuk dalam level elektabilitas, sehingga wajar apabila saat ini ia diperhitungkan sebagai cawapres.
Andi Arief lantas menyebutkan jika alasan Demokrat tidak pernah kalah dalam Pilpres adalah karena menganggap jika bukan ide yang menentukan materi, tapi sebaliknya.
"Ada logika formal ada dialektis.
Pendidikan Indonesia didominasi yang pertama.
Contoh logika formal: Gubernur aja kalah apalagi Capres, belum jadi Dandim sudah mau capres.
Kata Pram logika formal karena gak baca filsafat.
Resistensi jika direpresi bagi yang melihat dengan logka formal akan menyimpulkan bahwa kiamat buat resistensi.
Logika dialektis tidak demikian, represi bisa menghasilkan resistensi lebih besar.
AHY belum dandim dan kalah pilkada Jakarta,
Tapi hampir 1 juta orang sudah nyatakan dia peminpin pada pilkada karena figur dan latar belakang karier, pendidikan dan keluarga.
Setelah itu ia keliling Indonesia setelah jutaan rakyat menyaksikan ksatria dan perjuangannya di Jakarta.
Dalam politiik, dialektika itu terjadi karena hubungan antara penglihatan, rekam jejak, momentum dan gerak.
Baca juga:
Ini Ucapan Pelatih Asal Spanyol Usai Mundur dari Mitra Kukar
Satu Kilogram Lebih Sabu-sabu Kristal Dimusnahkan di Mapolda Kaltara
Terima Paket Sepatu Wanita yang Disisipi Sabu, JS Diciduk di Kantor Jasa Ekspedisi
Pengamat Hukum Ini Sarankan Golkar Segera PAW Terpidana Kasus Megapungli dari DPRD Samarinda
Ada dialektika ada realitas. AHY adalah realitas termasuk di level elektabilitas.
Wajar kalau JK, Anies, Prabowo bahkan Jokowi terpaksa menghitung AHY effects.
Logika formal tentu harusnya yang muncul Puan Maharani Effects karena posisi menko. Tidak terjadi.
Akibat pendidikan bangsa ini terkena kutukan logika formal.
Sehingga sering terkejut dengan momentum yang seperti tidak tergambarkan.
Bangsa yang heran kenapa Megawati gak bisa jadi Presiden sampai gak bawa bendera ke finlandia.
Kasus sprinter Zohri adalah cara pandang logika formal.
Tidak mungkin zohri juara di event dunia.
Padahal syarat2 hukum dialektika sebelumnya nyata dan ada.
Partai Demokrat adalah partai yang sudah menunggalkan cara usang logika formal.
Bagi partai demokrat bukan ide yang menentukan "materi".
Tapi sebaliknya.
Itulah kenapa dalam Pilpres tidak pernah kalah.

Dialektika itu ibarat tabungan, hasil antara gerak dan momentum. Tabungan yang akumulatif.
AHY kini bukan produk logika formal.
Apakah ada yang bisa membayangakan dengan modal realitas saat ini Ia akan menambah akunulaainya dalam 9 bulan gerak ke depan membombardir kesadaran rakyat.
Tidak mungkin dilakukan oleh para cawapres lainnya. Selain Ia adalah muda itu sendiri," tulis Andi Arief.

Diketahui, saat ini AHY tengah masuk dalam bursa cawapres.
Meski demikian, Demokrat belum mengumumkan langkah politik yang akan mereka ambil.
Demokrat menyebut apabila pihaknya akan menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkan hal tersebut.
Sementara itu, dalam Sidang Majelis Tinggi Partai yang digelar oleh Demokrat beberapa waktu lalu, pihaknya menyatakan keinginan agar kader Demokrat yang memiliki elektabilitas terbaik bisa dipilih menjadi cawapres.
Meski demikan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku jika harapan itu bukanlah harga mati untuk terjalinnya sebuah koalisi.
(TribunWow.com/Lailatun Niqmah)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Andi Arief Beberkan Alasan Demokrat Tidak Pernah Kalah dalam Pilpres