Edisi Cetak Tribun Kaltim
Sultan Aji Muhammad Salehuddin II Berpulang, Praboe Anoem Soerya sebagai Pengganti
Sultan Kutai Kartanagera Ing Martadipura, Sultan Aji Muhammad Salehuddin II telah berpulang sekitar pukul 10.00 Wita, Minggu (5/8).
Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
TRIBUNKALTIM.CO - Awan duka menyelimuti masyarakat Kalimantan Timur, khususnya Kutai Kartanegara. Sultan Kutai Kartanagera Ing Martadipura, Sultan Aji Muhammad Salehuddin II telah berpulang sekitar pukul 10.00 Wita, Minggu (5/8).
Penguasa Keraton Kutai Kartanegara Ing Martadipura yang lahir di Tenggarong, 24 Oktober 1924 tersebut wafat di RSUD AM Parikesit, Tenggarong Seberang.
"Sekitar pukul 09.30 Wita (kondisinya) sudah melemah, lalu dibawa ke rumah sakit, dan dipastikan jam 10.00 Wita meninggal dunia," ucap cucu Sultan Aji Muhammad Salehuddin, Raden Dedi kepada wartawan.
Baca: Gempa Lombok, 82 Orang Dinyatakan Meninggal, 3 Daerah Ini Paling Parah Terkena Dampak
Informasi yang dihimpun, jenazah Sultan akan dimakamkan di komplek makam Kesultanan Kutai Kartanegara, samping Museum Mulawarman. "Besok (6/8) dimakamkan, sekitar pukul 09.00 Wita, di makam Kesultanan," tutur Raden Dedi.
Sultan Kutai Kartanegera Ing Martadipura XX, Sultan Aji Muhammad Salehuddin II meninggalkan istri Ratu Aida, 10 orang anak, 24 cucu dan 12 cicit. Sultan dinobatkan sebagai Sultan Kutai Kartanegara pada 22 September 2001.
Menurut juri bicara Kesultanan, APHK Poeger, sebelum menjalani perawatan di RSUD AM Parikesit, Sultan sempat terjatuh, dan kondisi kesehatan mengalami penurunan. Sultan dirawat selama kurang lebih dua minggu di rumah sakit, namun sempat keluar menghadiri upacara Pesta Adat Erau, beberapa waktu lalu.
Baca: Blok Rokan Diambil Alih Pemerintah, Sudjiwo Tedjo : Mari tak Mengolok - Ngolok Pak Amien Rais
Sementara, Adji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat, Putra Mahkota Kesultanan Kutai Kartanegara menjelaskan, saat Sultan meninggal semua keluarga, mulai anak, cucu, cicit, dan kerabat lainnya mendampingi di RSUD AM Parikesit, kecuali putri tertua Sultan, yang masih berada di Semarang.
"Saat terakhir beliau, semua datang, dan semua keluarga ikhlas," ujar calon pengganti Sultan, Minggu (5/8).
Sebelum akhir hayatnya, Sultan juga berpesan kepadanya, serta menurunkan titah yang berisi agar tetap melanjutkan Erau, sebagai adat dan budaya yang harus dilestarikan. "Pesan beliau hanya jalankan Erau saja, agar adat itu tidak dihilangkan," terangnya.
Disinggung terkait gelar Sultan yang akan diemban, Putra Mahkota belum mau berbicara banyak terkait hal itu. Saat ini dirinya masih fokus terhadap prosesi pemakaman. "Hal itu kita tunggu dan serahkan kepada Dewan Adat saja," ungkap putera ke-2 Sultan itu.
Baca: Rhenald Kasali Pamer Kecanggihan CCTV Bandara Soetta, Mampu Kendali Wajah Operasi Plastik
Juru bicara APHK Poeger menambahkan, Adji Pangeran Adipati Praboe Anoem Soerya Adiningrat telah dinobatkan sebagai Putra Mahkota sejak 2002 lalu, dan otomatis akan menjadi Sultan menggantikan sang ayah.
Penetapan maupun pengangkatan Sultan baru dilaksanakan pada September 2018 mendatang, bertepatan dengan hari jadi Tenggarong. "Otomatis jadi pemegang adat, namun tetap akan dilakukan pertemuan dewan adat, dan diputuskan pada September mendatang," jelasnya.
"Setelah diadakan rapat dewan adat, lalu kita kirim ke Gubernur Kaltim, setelah itu ke Menteri Dalam Negeri untuk disahkan," tambahnya.
Baca: Gempa Lombok, Sejumlah Rumah Sakit Kewalahan Menangani Korban yang Berdatangan
Samping Adji Imbut
Prosesi pemakaman Sultan Kutai Kartanegera Ing Martadipura XX, Sultan Adji Muhammad Salehuddin II akan dilaksanakan Senin (6/8) ini.
Usai jenazah dimandikan sekitar pukul 07.00 Wita di Kedaton Kesultanan, langsung dilakukan prosesi penghormatan, antara lain sambutan dari keluarga, dilanjutkan Gubernur Kaltim, Bupati Kukar, Pangdam, dan Kapolda Kaltim.
Setelah itu jenazah dibawa ke Masjid Hasanuddin yang letaknya tidak jauh dari Kedaton untuk dishalatkan. Jenazah kemudian dimasukkan ke tempat makam raja, yakni Damar Semuruk, selanjutnya dipikul ramai-ramai menuju komplek pemakaman Kesultanan, di lingkungan Museum Mulawarman.
"Prosesi pemakaman akan dihadiri masyarakat, serta pejabat lainnya, termasuk Pangdam dan Kapolda. Kalau bisa warga yang hadir besok menggunakan pakaian hitam," ucap juru bicara kesultanan, APHK Poeger.
Baca: Diguncang Gempa, Imam Masjid tak Tinggalkan Tempat Shalat Meski Bangunan Bergetar
Nantinya juga akan ada prosesi adat sebelum jenazah dimakamkan, karena Sultan merupakan pemuka adat. "Jadi, yang masuk ke bumi nama asli beliau, sedangkan pangkat kesultanan beliau kembali ke keraton," ucapnya.
"Pesan beliau agar dimakamkan di samping makam Adji Imbut, sudah kita siapkan semuanya," terangnya. Sultan wafat sekitar pukul 09.30 Wita, Minggu (5/8). Sultan sempat dibawa ke RSUD AM Parikesit, namun tidak terselamatkan.
"Faktor usia, namun sebelumnya Sultan sempat terjatuh, lalu dirawat di rumah sakit, dan kondisinya terus menurun. Namun, Sultan sempat hadiri Erau beberapa waktu lalu," ucapnya
Baca: Area Pertokoan Tutup, Kota Mataram Gelap Akibat Listrik Padam
Damar Semuruk
Jenazah Sultan Kutai Kartanegera Ing Martadipura XX akan dimakamkan di komplek pemakaman Kesultanan, lingkungan Museum Mulawarman. Sebelum dimasukan ke liang lahat, akan dilakukan upacara adat terlebih dahulu.
Jenazah Sultan akan dimasukan ke Damar Semuruk, yakni tempat atau keranda membawa jenazah Sultan. Damar Semuruk memiliki ukuran 4 x 4 meter, dan memiliki tujuh tingkatan.
Setelah jenazah Sultan dishalatkan di Masjid Hasanuddin, yang berada tidak jauh dari Kedaton Kesultanan, jenazah langsung dimasukan ke Damar Semuruk.
Tak hanya jenazah Sultan saja yang diletakan di Damar Semuruk, perwakilan keluarga, pejabat daerah, seperti Pangdam, Kapolda dan pejabat lainnya, serta enam orang pangkon (pendamping jenazah) juga berada di Damar Semuruk mengelilingi jenazah.
Selanjutnya, Damar Semuruk dipikul oleh banyak orang sampai ke tempat pemakaman. "Pejabat, Pangdam, Kapolda dan keluarga juga akan naik, ini memang tradisi pemakaman kesultanan," ujar juru bicara Kesultanan Kutai Kartanegara, APHK Poeger.
Damar Semuruk sejak Minggu (5/8) sore telah dibuat oleh 7-8 orang tukang kayu, dan diperkirakan akan selesai pada Senin (6/8) dini hari nanti.
"Pakai kayu biasa buatnya. Ini masih dibuat di halaman depan Kedaton oleh tukang kayu biasa juga," tuturnya.
Nantinya, langit langit Damar Semuruk akan ditutupi oleh kain putih. Terakhir prosesi ini dilakukan pada 1981 silam, saat pemakaman Sultan terdahulu, yakni Adji Moehammad Parikesit. "Nanti yang pikul masyarakat, bisa juga prajurit, bergantian angkatnya nanti, dan harus banyak orang," jelasnya. (cde)