Gempa Lombok

Diduga Kelelahan, Relawan PMI yang Bertugas di Lombok Meninggal Dunia

"Keluarga besar BNPB dan BPBD turut berdukacita untuk saudara kami, Afni Fastabiq Strata"

KOMPAS.com/FITRI
Relawan PMI, Afni Fastabiqul Strata Utama atau Tata (26) meninggal dunia saat bertugas di Lombok Utara. Jenazah telah dibawa ke kampung halamannya di Pekalongan Jumat sore. 

Puluhan relawan PMI yang juga menjalankan tugas kemanusiaan di sejumlah titik di Lombok menyolatkan dan mengantarkan jenazah Afni Fastabiqul Strata Utama (Tata).

Mereka tak kuasa menahan kesedihan.

Air mata menetes, pun saat mereka memberikan penghormatan terakhir dalam salat jenazah.

Tata tergabung dalam tim WASH PMI

Ridwan Hidayat, Ketua PMI NTB mengatakan, Tata bertugas di Lombok pada 18 Agustus 2018, bergabung dalam tim Water Sanitation Hygiene (WASH).

Almarhum selalu menjadi yang terdepan mengantarkan kebutuhan air bersih bagi pengungsi yang tersebar di sejumlah titik.

Namun nasib berkata lain, Tata meninggal beberapa pekan sebelum tugasnya berakhir di Lombok.

“Almarhum ini adalah relawan sejati. Kalau menurut kami, dia telah melakukan tugas dengan sungguh-sungguh sebagai relawan, tanpa mengenal waktu, pagi, siang, sore dan malam terus bekerja," ungkap Ridwan.

"Almarhum memiliki tugas yang cukup berat. Kenapa berat? karena memang mendistribusikan sesuatu yang sangat dibutuhkan masyarakat terdampak bencana, yaitu air. Almarhum ini bidangnya WASH, ambil air, olah air, dan mendistribusikannya,” tambahnya.

Ridwan menjelaskan, karena volume pekerjaan begitu banyak dan cakupan wilayah yang dilayani luas, Tata tidak memperhatikan waktu.

"Nah ketika kejadian, almarhum istirahat jam 02.00 Wita, ketika dibangunkan sempat merespons. Setelah dibangunkan kembali pukul 07.19 Wita, almarhum sudah tak merespons, kemungkinan almarhum meninggal karena kelelahan,” ucap Ridwan.

Kronologi

Koordinator WASH PMI, Sukri menjelaskan, Jumat (24/8/2018) pukul 06.15 WITA, almarhum sempat dibangunkan rekannya di Dusun Lokorangan, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara.

“Kami terbiasa setiap pagi saling membangunkan teman-teman untuk sarapan, bersih-bersih, dan bersiap untuk bertugas. Saat dibangunkan, Tata saat itu masih sadar, tapi ia kembali tidur. Saya pikir mungkin dia masih butuh tidur karena toh hari masih pagi,” jelas Sukri.

Namun setelah dibangunkan kembali, rekan relawan menyadari, Tata tak merespons dan tak ada denyut nadi.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved