Remaja Samarinda Ciptakan Game 'Our Last Stand: The Arena', Konten Lokal Kini Mendunia

DI era teknologi digital dan tingginya peminat game, banyak anak muda kini berlomba-lomba menciptakan game baik online maupun offline.

Penulis: Aris Joni | Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim
GAME LOKAL - Habib Abdullah Wahyudi (baju putih) saat memperkenalkan game buatannya kepada pengunjung di Bekraf Developer Day, Hotel Novotel, Minggu (7/10). 

TRIBUNKALTIM.CO - DI era teknologi digital dan tingginya peminat game, banyak anak muda kini berlomba-lomba menciptakan game baik online maupun offline. Salah satunya, Habib Abdullah Wahyudi (20).

Remaja asal Samarinda, Kaltim ini mampu menciptkan game bernama 'Our Last Stand: The Arena' yang dirilis pada 3 Maret 2018 lalu.

Saat ini, game offline karya Abdullah Wahyudi tidak hanya dikenal para gamer lokal, tapi sudah masuk level dunia internasional.

Saat ditemui Tribun di arena Bekraf Developer Day, Hotel Novotel, Balikpapan, Minggu (7/10), pria yang akrab disapa Habib tersebut mengungkapkan, dirinya merilis game 'Our Last Stand: The Arena' sekitar 3 Maret 2018 lalu. Meski sebenarnya, game tersebut dibuatnya sejak 2017 lalu saat dirinya masih sekolah. Game tersebut bersifat offline.

Baca: Tingkatkan Potensi Industri Kreatif Digital, Bekraf Gelar BDD di Balikpapan

"Versi pertama saya munculkan pada Desember 2017 lalu, kemudian saya kembangkan dan rilis pada 3 Maret 2018. Sedangkan full version-nya sejak 7 April 2017," tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, Habib sempat mendiamkan game tersebut sembari menunggu event. Mendengar adanya Bekraf Develover Day 2018 di Balikpapan, Habib langsung mendaftarkan diri ikut Booth Develover Indie Game. Meski awalnya sempat pesimis karena banyaknya pendaftar.

Namun tidak disangka, dari puluhan pendaftar pada Develover Day 2018 yang diselenggarakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui couding, Habib memenangkan booth tersebut dan gamenya dipampang di kegiatan Bekraf Develover Day (BDD) 2018 di Balikpapan.

"Saat saya mendaftar di acara BDD, banyak sekali yang sudah mendaftar. Tapi nggak nyangka kalau saya berhasil keluar menjadi pemenangnya," ungkap Habib dengan semangat.

Baca: Mitra Kukar Vs PSM Makassar - Tumbang di Kandang Sendiri, Naga Mekes Dekati Zona Degradasi

Game yang dibuat Habib menceritakan perjalanan yang berkonten horor. Dalam game ini, player harus mampu mengalahkan para zombie yang menjadi musuh utama. Jika mampu dikalahkan, player akan bisa melanjutkan ke stage selanjutnya.

Dirinya menggunakan konten horor jenis zombie karena terinspirasi dan menyukai mahluk jenis zombie tersebut. Di game 'Our Last Stand: The Arena' ini Habib mengambil zombie yang soft, tidak terlalu menyeramkan.

"Kontennya banyak bermuatan lokal seperti nama player-nya juga nama lokal. Contohnya, Joe Renaldi, Silvia, Intan," terangnya.

'Game Our Last Stand: The Arena' ini sudah di-download para penggila game sebanyak 100 ribu orang. Dalam artian, game tersebut tidak hanya diunduh para gamers tidak hanya dari para gamers lokal saja, melainkan sudah go internasional atau mendunia.

Baca: VIDEO - Pelaku UMKM Ikuti Pelatihan Goes Digital Telkom

"Gamenya bisa diunduh lewat browser maupun aplikasi, atau lewat panspage 'Our Last Stand'. Gratis kok. Sizenya 500 MB saja," pungkasnya.

Habib berencana mengembangkan game buatannya itu ke versi mobile atau handphone. Saat ini ia hanya menyediakan game tersebut dalam bentuk dekstop (komputer/laptop). (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved