Cerita Sedih Remaja Putri Asal Lamongan Berbobot 197 Kg, Putus Sekolah karena Malu dengan Teman
Diungkapkan Silvia, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah sejak kelas 4 MI. Saat itu, berat badannya mencapai 139 kg.
Saat itu, tubuh Silvia terus membesar meski hanya makan 2 kali sehari.
Padahal sebelumnya, tidak ada tanda-tanda kelainan ketika Silvia dilahirkan.
Fraksi Gabungan Minta Insentif Dibayar 12 Bulan, Ini Kata AGM
Ia lahir dalam kondisi normal layaknya bayi pada umumnya, dengan berat badan kurang lebih 4 kg.
Diah Setyorini, kakak Silvia mengungkapkan, orangtuanya sudah berupaya melakukan pengobatan terhadap kondisi berat badan Silvia yang kian meningkat itu di antaranya, dengan pengobatan tradisional.
Sejauh ini upaya itu belum membuahkan hasil dan tubuh Silvia terus bertambah membesar.
"Yang bisa kami lakukan hanya sebatas pengobatan cara tradisional," katanya.
Diah menyadari adiknya sampai tidak mau melanjutkan pendidikan, karena saat kelas 4 kerap jadi ledekan teman-temannya.
Sementara menurut Misri, ibu Silvia, obesitas yang diderita anaknya itu sudah ada tanda-tanda sejak kecil.
Hanya saja, kegemukan yang dialami Silvia semakin berkembang sejak MI.
Untuk sementara, belum ada rencana untuk memeriksakan Silvia ke pengobatan modern karena Silvia masih tertutup dan malu keluar rumah.
KPK Geledah Kantor Lippo Group di Menara Matahari Terkait Kasus Izin Meikarta
Silvia juga masih takut jika ketemu orang asing dan orang-orang yang memakai seragam.
"Untuk sementara ini dari keluarga sudah pernah berupaya mencari obat ke Jakarta, tetapi ternyata bukan malah kurus tetapi tambah gemuk," papar Mulyono, paman Silvia.
Akibat obesitas yang dideritanya ini, kini Silvia tidak bisa menikmati masa remaja layaknya teman-teman seusianya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Makan Normal Sehari 2 Kali, Tapi Siswi SMP di Lamongan Hampir 200 Kg, Sampai Tidak Bisa Sekolah, http://www.tribunnews.com/regional/2018/10/17/makan-normal-sehari-2-kali-tapi-siswi-smp-di-lamongan-hampir-200-kg-sampai-tidak-bisa-sekolah?