Komunitas

Komunitas Ampas Kopi Samarinda, Setia Melestarikan Karya Maestro Iwan Fals

Komunitas Ampas Kopi, Setia Melestarikan Karya Maestro Iwan Fals. Komunitas yang sekaligus wadah penyaluran hobi nge-band ini terbentuk dua tahun lalu

Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
TRIBUN KALTIM / CORNEL DIMAS
Komunitas Ampas Kopi, Setia Melestarikan Karya Maestro Iwan Fals 

Meski sosok Iwan Fals menjadi inspirasi, bukan berarti Ampas Kopi sama seperti komunitas pada umumnya, yang mainstream hingga mengagungkan sang idola. Komunitas ini hanyalah serpihan ampas, demi lestarinya karya maestro Iwan Fals.

"Kami tidak mengultuskan Iwan Fals adalah segalanya. Mengidolakan iya terutama hasil karyanya. Tapi tidak untuk menganggap dia segalanya. Ketemu pernah dan itu biasa saja, tidak antusias yang berlebih sampai foto bareng," kata Donny.

Video Klip Sendiri Hasilkan 5 Ribu Viewer Youtube

TOTALITAS Ampas Kopi dalam misi pelestarian karya Iwan Fals tak main-main. Bahkan tahun 2017 silam mereka sudah menghasilkan video klip sendiri dengan lagu milik Iwan Fals yang berjudul Di Bawah Tiang Bendera. Video yang dipublikasikan 5 Desember 2017 itu kini sudah ditonton 5 ribu lebih viewer Youtube.

Inisiator Ampas Kopi, Donny Kerta Peksi menerapkan konsep lokal dalam video klip tersebut. Melibatkan masyarakat Kota Tepian dan mengambil lokasi di Kecamatan Anggana Kutai Kartanegara. Pembuatan video tersebut terinspirasi dari kegelisahannya melihat kebhinekaan Indonesia terkoyak akibat isu SARA yang memanas belakangan ini.

"Itu karena kegelisahan kita dengan maraknya intoleran di masyarakat. Jadi saya ingin kembali mengingatkan lewat lagu Iwan Fals itu. Dari pagi sampai Maghrib dan terakhir hujan deras, kita syuting di Anggana, dengan tema merakyat di sawah. Artinya di setiap tempat yang kami singgahi ya harus membawa virus nasionalisme," ujarnya.

Dalam video berdurasi 9 menit 30 detik itu, Ampas Kopi melibatkan anak-anak. Donny mengaku sengaja melibatkan anak-anak agar lagu ini mampu menanamkan semangat nasionalisme sekaligus edukasi. Apalagi zaman sekarang lagu-lagu tema nasionalisme sangat langka, dan anak-anak tak banyak yang tahu, bahkan menyanyikannya.

Tak mudah melibatkan anak-anak dalam menggarap video klip dengan lagu nasionalisme. Namun karena semangat dan tekad akhirnya semua proses berjalan lancar.

"Susah melibatkan mereka, jam belajar terganggu, juga melibatkan orang tua mereka. Terutama melibatkan mereka dalam latihan untuk menyamakan suara itu. Lebih sulit dengan moodnya mereka pada saat pembuatan video klip," ungkapnya.

Tak hanya itu, untuk membuat video klip, Donny merogoh kocek sendiri yang nilainya sekitar Rp 10 juta. Namun semua itu tak berarti beban, malahan ia merasa puas ketika video klip jadi dan ditonton masyarakat.

Kepuasan berlipat ketika Ampas Kopi sukses merangkul anak-anak lewat lagu bertema nasionalisme milik Iwan Fals.

"Ketika semuanya sudah jadi, ya merinding. Apalagi lagunya sangat dalam dan kami akhirnya bisa melibatkan anak-anak dengan penuh semangat. Lagu ini dan pesan di dalam liriknya akan selalu terngiang di telinga anak-anak," tuturnya.
Selanjutnya Ampas Kopi ingin mengoptimalkan alunan musik Iwan Fals dengan berbagai alat musik yang mereka sebut bunyi-bunyian lokal. Saat ini mereka sudah berkolaborasi dengan alat musik daerah seperti karinding, gamelan, suling, dan bunyi-bunyian lokal yang lain. Ini semata-mata juga bentuk pelestarian terhadap kesenian daerah.

"Akhir - akhir ini kita kolaborasi dengan gamelan. Juga melestarikan budaya yang ada di Indonesia. Bunyi-bunyian yang banyak tersebar di suku Indonesia. Tidak pernah lagunya pure musik Iwan Fals tapi kami juga memasukkan warna nusantara ciri khas bunyi-bunyi di daerah," ucap Donny. 

Bukan Cuma Ngeband

MESKIPUN kegiatan utama Ampas Kopi adalah ngeband, itu bukan hanya soal hobi. Melalui musik, Ampas Kopi juga turut serta membantu masyarakat yang mengalami kesulitan.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved