Wabup Berau Agus Tantomo Borong Aksesori Sisik Penyu dari Pulau Derawan, untuk Apa?
Agus Tantomo mengatakan, sasaran utama dalam kegiatan ini adalah produsen aksesori sisik penyu.
Wabup Berau Agus Tantomo Borong Aksesori Sisik Penyu dari Pulau Derawan, untuk Apa?
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Geafry Necolsen
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) bersama Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL), Pontianak yang juga membawahi wilayah Kabupaten Berau, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pulau Derawan.
Sidak ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada warga, bahwa semua jenis penyu dan turunannya, merupakan fauna yang dilindungi sehingga tidak boleh dimanfaatkan untuk keperluan apapun.
Mereka juga menyita beberapa aksesori yang terbuat dari karapas penyu sisik.
Wakil Bupati Berau, Agus Tantomo yang mengikuti kegiatan itu mengatakan, Pemkab Berau tidak lagi memiliki kewenangan dalam pengawasan dan penindakan terhadap para produsen maupun pedagang aksesori sisik penyu ini.
Namun sebagai daerah yang sedang gencar mempromosikan pariwisata, Agus Tantomo mengatakan, pihaknya sangat mendukung kegiatan ini.
Info Terkini Rumor Transfer Pemain Persib Bandung, Mulai Wesley Sneijder hingga Osvaldo Haay
"Ini (perdagangan sisik penyu) merupakan kampanye negatif terhadap pariwisata. Karena orang datang ke Pulau Derawan untuk melihat penyu. Tapi Kalau penyu dieksploitasi terus-menerus, apalagi yang bisa dilihat nanti?" ujarnya.
Agus Tantomo mengatakan, sasaran utama dalam kegiatan ini adalah produsen aksesori sisik penyu.
"Kalau pedagang, yang mereka tahu hanya harga beli dan harus dijual berapa supaya dapat keuntungan. Karena itu sasaran utamanya adalah produsen," tegasnya.
Sayangnya, para pedagang kompak tutup mulut saat diminta mengungkap dari mana aksesori penyu sisik berasal.
Liverpool Vs Manchester United - Juergen Klopp Menyesal Beli Alisson Becker Terlalu Murah
eski begitu, Agus Tantomo menegaskan, penjualan sisik penyu sudah dilarang.
"Hari ini adalah batas toleransi yang bisa kami berikan, berikutnya, kalau kedapatan lagi maka dianggap sebagai tindak pidana dan akan berhadapan dengan aparat kepolisian," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Agus Tantomo menawarkan solusi kepada produsen dan pedagang aksesori penyu sisik.
"Kalau ada produsennya, alat produksinya akan saya beli dan diganti dengan alat produksi untuk material yang ramah lingkungan," tegasnya.
Agus Tantomo pun merogoh kocek lebih dalam dari saku pribadinya untuk mengganti aksesori penyu milik pedagang yang sebelumnya mereka sembunyikan ketika razia berlangsung.
Atribut Partai Demokrat di Pekanbaru Dirusak, AHY Sebut Ada Kelompok Terorganisir di Belakangnya
Agus Tantomo membeli seluruh aksesori ilegal itu untuk dimusnahkan bersamaan dengan sisik penyu yang telah disita oleh PSDKP dan BPSPL.
Selanjutnya, pedagang dan produsen diminta membuat pernyataan, untuk tidak lagi menjual apapun yang dilarang oleh pemerintah.
"Saya tidak ingin masyarakat saya dipenjara karena menjual sisik penyu. Tapi saya juga tidak ingin usaha dagang mereka terganggu, karena itu Pemkab Berau juga sudah menganggarkan dana Rp 7,5 miliar untuk membantu modal usaha, bagi warga yang tidak mampu," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Agus Tantomo juga menyerahkan bantuan dari Wildlife Crime Investigation, sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidang perlindungan satwa liar dari Republik Ceko.
Mereka menghibahkan alat produksi untuk membuat aksesoris yang ramah lingkungan.
Kegiatan seperti ini sudah sangat sering dilakukan, karena memang tak mudah untuk menggugah masyarakat, bahwa penyu yang menjadi daya tarik wisatawan sehingga usaha masyarakat Pulau Derawan bisa terus langgeng.
Penyu juga memiliki peran menjaga keseimbangan ekosistem laut Pulau Derawan, sehingga polusi tidak menumpuk dan keindahan Derawan yang sudah terkenal di mancanegara itu tetap terjaga. (*)