Mahasiswi Samarinda Dipukul
Pemukul Mahasiswi Samarinda saat Sedang Shalat Mengaku Hanya Butuh Rp15 Ribu untuk Makan
Sebelum memutuskan untuk tidur di masjid Al Istiqomah, pelaku sempat mampir ke Masjid Islamic Center.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Bahas Modus Baru Perusakan Hukum, Mahfud MD Soroti soal Panggilan dan Bukti Palsu
Dua Calon Pemain Asing Persija Berasal dari Brasil, Gede: Mereka Dijadwalkan Ikut Berlatih 7 Januari
Unai Emery Beri Bocoran Rencana Arsenal pada Bursa Transfer Musim Dingin
Ini Penjelasan PKS dan Demokrat soal Kontribusi Dana Kampanye untuk Prabowo-Sandi
Selama tidur di masjid Al Istiqomah, pelaku kerap membantu pengurus masjid untuk membersihkan masjid; mulai dari menyapu hingga mengepel, serta menjaga masjid selama kaum masjid dirawat di rumah sakit.
Selama tinggal di masjid, pelaku diberikan makanan, karena pelaku dinilai rajin dan cukup membantu dalam hal kebersihan masjid.
"Di masjid itu saya diberi makan karena saya bantu membersihkan masjid, karena kaumnya sedang sakit, makanya saya ganti sementara," ucap pria mantan pekerja tambang batu bara itu.
Dia mengaku ke Samarinda untuk mencari pekerjaan, karena dirinya baru saja berhenti bekerja di perusahaan tambang batu bara yang terdapat di Sangasanga.
"Mau cari kerja, karena baru berhenti kerja sebulan lalu," jelasnya.
Ditanya alasannya kembali ke Sangasanga pada Rabu (2/1/2019) siang tadi, dirinya mengaku bingung hendak menuju kemana lagi untuk melarikan diri.
"Bingung mau ke mana lagi, makanya pulang saja," ucap pria yang diketahui memiliki delapan anak dari dua istri itu.
Terakhir, dia pun meminta maaf kepada korban atas perbuatannya itu.
"Saya menyesal, saya minta maaf kepada korban atas perbuatan saya itu," tutupnya.
Untuk diketahui, pelaku berhasil ditangkap kepolisian, pada Rabu (2/1/2019) siang tadi sekitar pukul 14.00 Wita, di rumah adiknya, Jalan Teratai, RT 21, Sangasanga, Kutai Kartanegara.
Pelaku sempat berpindah-pindah tempat, di antaranya Sangasanga, Balikpapan, dan Sangatta.
Muhammad Juhairi merupakan pelaku pemukulan terhadap Merissa Ayu Ningrum (20), mahasiswi jurusan Psikologi, Universitas 17 Agustus 1945, yang dipukul menggunakan balok sebanyak dua kali saat korbannya sedang menjalankan ibadah shalat. (*)