Mahasiswi Samarinda Dipukul
Masih Memar Akibat Dipukul saat Shalat di Masjid, Mahasiswi Samarinda Gunakan Penutup Mata
Orangtua mana yang tidak geram ketika anaknya dipukuli oleh orang yang ingin menguasai harta bendanya.
Penulis: Christoper Desmawangga |
"Kalau anak saya duluan yang dapati pelaku, balok bayar balok. Tapi alhamdulillah polisi sudah berhasil nangkap pelaku," ungkapnya.
Rabu (3/1/2019) siang kemarin, dirinya ke Polresta Samarinda guna mengucapkan terima kasih kepada kepolisian yang telah bekerja keras menangkap pelaku pemukulan terhadap anaknya.
Bahkan, Imam sempat dilihatkan balok yang digunakan untuk memukul anaknya. Saat melihat balok itu, dirinya tak sadar meneteskan air mata.
"Sempat nangis saat ditunjukan kayunya. Saya ke Polres mau ucapkan terima kasih, malam tahun baru mereka tetap cari pelaku," ucap pria lima anak tersebut.
Dia meyakini keterangan pelaku yang hanya butuh uang Rp 15 ribu untuk beli makan hanyalah alasan yang dibuat-buat saja.
Dia menduga pelaku memang ingin mengambil motor yang digunakan oleh anaknya.
"Sama orang masjid dikasih uang, dikasih makan, dia itu mau curi motor. Mudah-mudahan hukuman lebih tinggi, kalau dibawah lima tahun terlalu ringan," tegasnya.
Imam mengaku saat ini dirinya fokus untuk kesembuhan anaknya, pasalnya tiga bagian tubuh anaknya masih terus harus dilakukan pemeriksaan, di kepala bagian belakang, mata kiri dan telingan kiri.
Bagian mata yang paling membuatnya khawatir. Walaupun telah diperiksakan dan diberi obat oleh dokter, namun hingga saat ini mata anaknya belum menunjukan tanda-tanda kemajuan.
Mata kiri Ayu masih belum dapat melirik ke kiri, lalu Ayu merasa pusing ketika mata kirinya digunakan untuk melihat, dan kabur jika digunakan untuk melihat.
"Kata dokter ada pembengkakan saraf mata, selama ini masih dikasih obat, tapi kalau tidak ada perubahan ya mau tidak mau di operasi. Untuk telinganya dia merasa masih seperti ada airnya, sedangkan kepalanya masih dirasakannya pusing," urainya.
Tidak henti-hentinya Imam mengucapkan syukur karena anaknya masih diberikan keselamatan, karena kepala bagian belakang merupakan area vital yang dapat menyebabkan kematian jika terkena benturan keras.
"Alhamdulillah masih dilindungi. Saya punya teman dokter, dia bilang anak saya ini kuat, pukulan pertama masih bisa gerak, jadi sarafnya tidak berhenti," jelasnya.
Sementara itu, Ayu menjelaskan pada tanggal 7 Januari 2019 mendatang, dirinya tetap akan ke kampus untuk mengikuti ujian semester.
Guna menghindari pusing, dan pandangan tidak fokus, dirinya akan menutup mata kirinya dengan penutup mata menyerupai bajak laut.