Jalan Berliku Telkomsel Bangun BTS Baru di Kabupaten Mahulu, Keringat Berbuah Anugerah bagi Warga
Bukan perkara mudah membangun BTS baru di wilayah terluar seperti Kabupaten Mahulu. Optimisme tim Telkomsel diuji dengan beratnya medan
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Januar Alamijaya
Baca juga: Mau ke Raja Ampat tak Usah Bingung soal Telepon dan Internet, Ini Terobosan Telkomsel
Pengoperasian BTS baru tersebut sekaligus menambah catatan positif Telkomsel Regional Kalimantan.
Dalam kurun tiga tahun ke belakang (2016-2018), tercatat sudah hampir 3.000 BTS yang terbangun di wilayah Regional Kalimantan. Tersebar hingga ke wilayah pelosok perbatasan.
Dari catatan itu pula, Kalimantan Timur yang meliputi wilayah kerja Telkomsel di Branch Balikpapan dan Branch Samarinda sudah mencapai 1.050 BTS hingga tahun 2018. Bahkan pada 2019, Telkomsel berencana menambah dua tower BTS lagi di wilayah Mahulu.
"Target kami 2019 Mahulu bisa tambah dua BTS lagi. Nanti akan dijajaki lebih lanjut. Semoga pola kerja sama dengan pemda setempat bisa berlanjut, termasuk di daerah-daerah lain," kata Rahmad Putra Jaya.

Muhammad Arief Soeyitno selaku Corporate Communication Regional Kalimantan Telkomsel, mengatakan bahwa Telkomsel sebagai satu-satunya operator seluler yang hadir di Kabupaten Mahulu saat ini memberikan bukti nyata sebagai operator paling merah, paling Indonesia.
Apa yang dilakukan pihaknya juga bukan semata-mata mengejar keuntungan, melainkan semangat membangun negeri, membantu masyarakat di lokasi pelosok menikmati layanan telekomunikasi.
"Kita sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hadirnya Telkomsel di wilayah Mahulu, khususnya pemda setempat, masyarakat serta semua pihak yang terlibat," kata Arief.
Anugerah tak Terhingga
Beroperasinya BTS Telkomsel di Kabupaten Mahulu turut dirasakan oleh warga setempat.
Usman Kahar (34), salah seorang pedagang toko kelontongan di Ujoh Bilang mengaku sangat terbantu dengan layanan telekomunikasi di daerahnya.
Dulu ia harus bolak-balik ke Sendawar, pusat kota Kabupaten Kutai Barat untuk membeli sembako di toko grosiran. Tapi semenjak telepon dan SMS lancar, ia tidak perlu lagi repot-repot ke sana. Semua kebutuhan dagangannya bisa tiba di tempat hanya melalui pemesanan.
"Sekarang barang tinggal pesan lewat telepon ada yang mau mengantar. Saya tinggal tambah ongkos pengiriman saja. Jadi tidak perlu lagi capek-capek ke kota (Sendawar)," katanya.
Membaiknya layanan telepon dan SMS, diakui Usman turut mendorong aktivitas perekonomian warga. Banyak usaha kecil yang tumbuh. Penduduk pun kian ramai dari tahun ke tahun.
"Saya sudah lima tahun tinggal di sini. Alhamdulillah betah saja, apalagi sekarang sudah makin ramai sejak jadi kabupaten baru," katanya.
