Erupsi Gunung Agung

Warga Bali Waswas Gunung Agung Meletus Lagi, NASA Justru Bahagia

Gunung Agung yang terletak di wilayah Karangasem, Bali, kembali meletus pada Kamis (10/1/2019).

Sky News
Gunung Agung - Warga Bali Waswas Gunung Agung Meletus Lagi, NASA Justru Bahagia 

Warga Bali Waswas Gunung Agung Meletus Lagi, NASA Justru Bahagia

TRIBUNKALTIM.CO -- Gunung Agung yang terletak di wilayah Karangasem, Bali, kembali meletus pada Kamis (10/1/2019).

Petugas di Pos Pemantauan gunung api Agung di Desa Rendang menyatakan bahwa erupsi terekam seismograf dengan durasi sekitar 4 menit dengan amplitudo maksimum 22 mm. 

Gunung Agung sendiri kini sedang berada dalam status Level III atau Siaga.

Dalam status ini, warga diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 4 km yang dianggap sebagai zona perkiraan bahaya.

Tentu saja kondisi dan status ini membuat warga di sekitar Gunung Agung harus berada dalam kondisi waspada.

Namun jika warga Bali dan seluruh Indonesia was-was dengan aktivitas Gunung Agung yang kian meningkat, para peneliti dan ilmuwan NASA justru sebaliknya.

Menurut mereka, meletusnya Gunung Agung itu berpotensi menyelamatkan dunia dari perubahan iklim.

Kok begitu?

Gunung Agung Kembali Erupsi Kamis Malam, Berikut Wilayah yang Terdampak Hujan Abu

Hal tersebut diucapkan pada Februari 2018 silam.

NASA berharap bisa memanfaatkan gunung berapi yang meletus di pulau itu—ya benar, Gunung Agung—untuk mempelajari efek lebih lanjut.

Para peneliti itu berharap, dengan melacak letusan Gunung Agung, mereka bisa tahu lebih banyak tentang bagaimana bahan kimia yang dilepaskan ke atmosfer bisa digunakan untuk melawan perubahan iklim.

PVMBG Beri Penjelasan soal Letusan Gunung Agung, Imbau Warga Waspadai Aliran Lahar Hujan

Setelah Gunung Agung bangun dari tidur dan kemudian meletus pada akhir November tahun lalu, secara konsisten gunung itu menuangkan uap dan gas ke atmosfer.

Fenomena ini cukup khas meskipun beberapa gunung berapi begitu kuat sehingga bisa menyebabkan apa yang dikenal dengan “musim dingin vulkanik”.

Letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah yang tercatat terjadi di Gunung Tambora pada 1815.

Letusan ini menyebabkan “Tahun Tanpa Musim Panas”, menyebabkan turunnya salju di Albany, New York, pada Juni setahun berikutnya.

Gunung Agung Kembali Erupsi Selama 3 Menit, BPBD Sebut 7 Wilayah di Bali Terkena Dampak Abu Vulkanik

Halaman
12
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved