Pilpres 2019
Di Depan Generasi Milenail, Ketua BPN Sebut Indonesia Saat Ini Nyaris Sama Era VOC
Dikatakan Djoko Santoso, kapitalisme datang dengan dibukanya liberalisasi. Alias, saat ini ada potensi VOC kedua.
”Semua sumber di republik ini sebagian besar sudah bukan milik kita. Maka, hal itu sama seperti proses (kedatangan) VOC lalu. Lama-lama kita sudah nggak punya apa-apa lagi,” katanya.
///
TRIBUNKALTIM.CO, SURABAYA - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengajak generasi milenial untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pemilu 2019 mendatang.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua BPN, Djoko Santoso di hadapan para generasi milenial yang tergabung dalam Generasi Milenial Indonesia (GMI), Minggu (13/1/2019).
Menurutnya, dengan berpartisipasi aktif di pemilu, generasi milenial akan ikut menentukan arah pembangunan bangsa kedepan.
”Generasi milenial sangat menarik sehingga kita bisa memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada mereka. Kami mengingatkan bahwa mereka memiliki nilai yang sangat strategis,” kata Djoko saat ditemui di sela acara bertajuk ”Talk Selow Generasi Milenial” yang berlangsung di Surabaya, Minggu (13/1/2019).
Menurut Djoko Santoso, generasi milenial memiliki tanggungjawab yang sangat besar dalam mengembangkan Indonesia di masa depan.
”20-30 tahun kedepan adalah tanggung jawab mereka kedepan,” katanya.
Generasi muda seharusnya menjadi penerus perjuangan pahlawan dalam mengawal kemakmuran.
”Para generasi 45 (pejuang) telah membuka gerbang kemerdekaan. Namun, dari gerbang ke pintu kemakmuran, menjadi tanggungjawab kita bersama. Hal itu menjadi tugas yang tak ringan. Namun, kita harus pantang menyerah,” ujar mantan Panglima TNI ini.
Di depan anak muda, Djoko menjelaskan bahwa anak muda harus terus berjuang.
”Mengapa? Sebab, kita tidak pernah tahu apa yang diskenariokan oleh Tuhan. Kita berjuang untuk esok yang lebih dari hari ini,” jelasnya.

Dengan perjuangan anak bangsa, diharapkan Indonesia tidak menjadi bangsa yang kalah. Seperti di era penjajahan. Menurutnya, bangsa Indonesia saat ini nyaris seperti masa kala penjajahan yang datang dengan menggagas Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).
VOC dikenal sebagai kongsi Dagang atau Perusahaan Hindia Timur Belanda yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 yang menguasai aktivitas perdagangan di Asia.
”Namun, kami berharap jangan jadi bangsa yang kalah seperti saat menghadapi VOC yang datang dengan kapitalisme,” ujar pria yang juga menjabat Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra ini.
Menurutnya, saat ini bangsa Indonesia ada kemiripan dengan situasi di masa lampau tersebut.
”Semua sumber di republik ini sebagian besar sudah bukan milik kita. Maka, hal itu sama seperti proses (kedatangan) VOC lalu. Lama-lama kita sudah nggak punya apa-apa lagi,” katanya.
Saat ini dikatakan Djoko Santoso, kapitalisme datang dengan dibukanya liberalisasi. Alias, saat ini ada potensi VOC kedua.
”Sehingga, jangan sampai kita lengah atau tidak waspada. Kalau kita lengah, kita lemah. Kalau lemah, kita kalah. Kalau kita menjadi bangsa yang kalah, kita menjadi bangsa yang menderita,” katanya.
Pasca merdeka di 1945, Indonesia menurut Djoko memasuki masa rentan. Ia lantas mencontohkan mekanisme tubuh manusia yang lemah di usia 70 tahunan hingga beberapa contoh Negara lain yang nyaris bubar di usia 70 tahun.
”Ibarat manusia, negara bisa terkena stroke, hingga serangan jantung. Umur 70, 90, hingga 100 itu rawan terkena serangan Jantung. Contohlah, Yugoslavia, hingga Amerika yang terkena perang saudara di usia itu,” katanya.
Selain diikuti anak muda, pertemuan ini juga diikuti oleh beberapa politisi Gerindra lain, di antaranya Dzamal Aziz, hingga Asrilia Kurniawati.
[Bobby Constantine Koloway]
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Djoko Santoso Di Depan Generasi Milenial Di Surabaya: Kita Berjuang Bersama Atau VOC Jilid 2 Datang,